Menhan RI sebut pola pikir elite terlalu lama di zona nyaman
30 Juni 2023 19:06 WIB
Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto menjawab pertanyaan dari Najwa Shihab saat sesi wawancara di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, sebagaimana disiarkan Tim Media Prabowo di Jakarta, Jumat (30/6/2023). ANTARA/HO-Tim Media Prabowo Subianto.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan (Menhan) RI Prabowo Subianto menyampaikan tantangan terbesar dia selama menjabat salah satunya pola pikir (mindset) elite pemerintahan yang terlalu lama berada di zona nyaman (comfort zone).
Situasi itu, menurut Prabowo, dapat menjadikan para elite terbuai dan luput memikirkan ada berbagai ancaman yang dapat berbahaya bagi pertahanan Indonesia.
“Tantangan terbesar yang saya lihat adalah mindset elite kita. Mindset elite kita menurut saya terlalu nyaman. Kita terlalu lama berada dalam comfort zone. Kira berada dalam masa yang relatif damai lama sehingga elite kita semua merasa oh keadaan damai ini adalah keadaan yang normal,” kata Menhan RI saat wawancara bersama Najwa Shihab yang rekamannya dibagikan oleh Humas Kemhan RI di Jakarta, Jumat.
Prabowo menambahkan Indonesia juga dikelilingi oleh negara-negara yang bersahabat sehingga para elite sering berasumsi tidak ada ancaman.
“Ini yang sangat berat. Dengan kita merasa tidak ada ancaman, akhirnya menurut saya, elite kita merasa bahwa pertahanan itu tidak terlalu penting. Pertahanan itu, it’s nice to have, tetapi tidak vital,” kata Prabowo.
Akan tetapi, Prabowo, selama menjabat sebagai Menhan RI selama hampir 4 tahun, menilai pertahanan itu urusan vital, termasuk saat negara dalam masa damai.
“Pelajaran Ilmu Politik dan Ilmu Bernegara di mana pun, pertahanan itu memang vital. Pertahanan itu vital. Kita bisa aman, bisa makmur, karena kita bisa mempertahankan negara kita, teritori kita, wilayah kita,” kata Menhan RI.
Dia menjelaskan Indonesia harus selalu siaga dan senantiasa menjaga wilayahnya, karena ada banyak sumber daya yang perlu dilindungi dari ancaman para penjarah, termasuk di antaranya kapal-kapal nelayan asing yang sering kali mencuri ikan di perairan Indonesia.
“Di wilayah kita itu banyak kekayaan. Kekayaan mineral, tambang, segala macam ada di darat dan ada di laut. Kita punya kekayaan ikan, kalau tidak salah cadangan ikan kita terbesar kedua di dunia. Jadi, potensi-potensi kekayaan ini kalau kita tidak jaga, ini sangat merisaukan,” kata Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, selama mengemban tugas sebagai menteri pertahanan, Prabowo bertekad memodernisasi alutsista Indonesia. Di bawah kepemimpinan Menhan Prabowo, Kementerian Pertahanan RI membeli berbagai jenis alutsista baru untuk pertahanan Indonesia mulai dari pesawat tempur, kapal perang, sampai radar berteknologi mutakhir.
Baca juga: Menhan: RI ingin jadi penengah di situasi konflik Ukraina-Rusia
Baca juga: Menhan ajak generasi muda optimalkan bonus demografi
Situasi itu, menurut Prabowo, dapat menjadikan para elite terbuai dan luput memikirkan ada berbagai ancaman yang dapat berbahaya bagi pertahanan Indonesia.
“Tantangan terbesar yang saya lihat adalah mindset elite kita. Mindset elite kita menurut saya terlalu nyaman. Kita terlalu lama berada dalam comfort zone. Kira berada dalam masa yang relatif damai lama sehingga elite kita semua merasa oh keadaan damai ini adalah keadaan yang normal,” kata Menhan RI saat wawancara bersama Najwa Shihab yang rekamannya dibagikan oleh Humas Kemhan RI di Jakarta, Jumat.
Prabowo menambahkan Indonesia juga dikelilingi oleh negara-negara yang bersahabat sehingga para elite sering berasumsi tidak ada ancaman.
“Ini yang sangat berat. Dengan kita merasa tidak ada ancaman, akhirnya menurut saya, elite kita merasa bahwa pertahanan itu tidak terlalu penting. Pertahanan itu, it’s nice to have, tetapi tidak vital,” kata Prabowo.
Akan tetapi, Prabowo, selama menjabat sebagai Menhan RI selama hampir 4 tahun, menilai pertahanan itu urusan vital, termasuk saat negara dalam masa damai.
“Pelajaran Ilmu Politik dan Ilmu Bernegara di mana pun, pertahanan itu memang vital. Pertahanan itu vital. Kita bisa aman, bisa makmur, karena kita bisa mempertahankan negara kita, teritori kita, wilayah kita,” kata Menhan RI.
Dia menjelaskan Indonesia harus selalu siaga dan senantiasa menjaga wilayahnya, karena ada banyak sumber daya yang perlu dilindungi dari ancaman para penjarah, termasuk di antaranya kapal-kapal nelayan asing yang sering kali mencuri ikan di perairan Indonesia.
“Di wilayah kita itu banyak kekayaan. Kekayaan mineral, tambang, segala macam ada di darat dan ada di laut. Kita punya kekayaan ikan, kalau tidak salah cadangan ikan kita terbesar kedua di dunia. Jadi, potensi-potensi kekayaan ini kalau kita tidak jaga, ini sangat merisaukan,” kata Prabowo Subianto.
Oleh karena itu, selama mengemban tugas sebagai menteri pertahanan, Prabowo bertekad memodernisasi alutsista Indonesia. Di bawah kepemimpinan Menhan Prabowo, Kementerian Pertahanan RI membeli berbagai jenis alutsista baru untuk pertahanan Indonesia mulai dari pesawat tempur, kapal perang, sampai radar berteknologi mutakhir.
Baca juga: Menhan: RI ingin jadi penengah di situasi konflik Ukraina-Rusia
Baca juga: Menhan ajak generasi muda optimalkan bonus demografi
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: