New York (ANTARA) - Harga minyak mentah berjangka naik pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mendapat dukungan berkelanjutan dari data persediaan minyak AS yang bullish minggu lalu, namun dibatasi oleh kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga dapat merusak pertumbuhan ekonomi global.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 30 sen atau 0,43 persen, menjadi menetap di 69,86 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Agustus naik 31 sen atau 0,42 persen, menjadi ditutup di 74,34 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Minyak WTI menguat karena para pedagang tetap fokus pada laporan bullish penarikan yang lebih besar dari yang diperkirakan dalam persediaan minyak mentah AS oleh Badan Informasi Energi AS (EIA), kata Vladimir Zernov, analis pemasok informasi pasar FX Empire.

Persediaan minyak mentah AS turun 9,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 23 Juni, jauh lebih tinggi dari ekspektasi para analis untuk penurunan moderat, menurut data yang dikeluarkan oleh EIA pada Rabu (28/6).

"Harga minyak terus pulih pada Kamis setelah jatuh kembali ke kisaran terendahnya pada Rabu," kata Craig Erlam, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan daring multi-aset.

Sementara itu, komentar hawkish dari para pejabat bank sentral dan ketidakpastian ekonomi terus membatasi kenaikan harga minyak.

Konsolidasi bertahap harga minyak mentah tampaknya tidak akan berakhir, dengan harga hanya berfluktuasi antara kisaran tertinggi dan terendah selama beberapa bulan terakhir, menurut Erlam.

Para pedagang minyak mentah tetap terpecah antara kenaikan suku bunga dengan kekhawatiran resesi global terhadap permintaan perjalanan yang meningkat dan pasokan minyak mentah yang menyusut," kata Dennis Kissler, wakil presiden senior perdagangan di BOK Financial.

Investor khawatir tentang kenaikan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali bahwa dia memperkirakan kecepatan moderat keputusan suku bunga akan berlanjut dalam beberapa bulan mendatang.

Baca juga: OPEC gelar Seminar Internasional ke-8 pada Juli
Baca juga: Harga referensi CPO Juli 2023 menguat 3,29 persen
Baca juga: PHR genjot produksi migas dengan aktifkan sumur "nganggur"