Ahli gizi bagikan kiat konsumsi daging kurban bagi pengidap kolesterol
29 Juni 2023 11:34 WIB
Arsip foto - Seorang warga memasak opor ayam dengan menggunakan tungku di Kota Gorontalo, Gorontalo, Sabtu (23/5/2020). Masyarakat Gorontalo mulai mempersiapkan berbagai jenis menu khas jelang merayakan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 H. (ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin)
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar di bidang Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, MS, membagikan kiat mengonsumsi olahan daging kurban bagi pengidap kolesterol dan penyakit jantung.
“Bagi mereka penderita kolesterol, penyakit jantung, gula, dan hipertensi perlu berhati-hati karena sangat mungkin makanan tersebut menjadi pencetus kambuhnya kembali penyakit yang telah diderita,” kata Ali saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Selain beribadah, umumnya masyarakat akan merayakan Idul Adha dengan makanan yang terbuat dari daging hasil dari hewan kurban. Tak jarang, menu makanan itu dipadukan dengan bumbu bersantan dan berminyak, seperti gulai daging, opor, rendang, dan lain-lain.
Baca juga: Dokter gizi ingatkan batasi konsumsi kuah bersantan saat Lebaran
Ali mengingatkan bahwa makanan yang mengandung santan, lemak bersifat padat kalori, sementara kue bisa jadi mengandung gula dan tepung yang tinggi.
"Waspadai lemak jenuh dan kolesterol pada lemak hewani yang cenderung konsumsinya berlebih saat Lebaran,” ujar Ali.
Kebiasaan orang Indonesia pada hari raya ialah memasak dalam jumlah besar sehingga terkadang perlu berhari-hari untuk menghabiskan makanan.
Mengonsumsi daging dan santan dalam jumlah banyak, apalagi berhari-hari, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi penderita kolesterol dan penyakit jantung.
“Bagi orang sehat, dua-tiga hari menyantap makanan Lebaran mungkin tidak menimbulkan dampak yang berarti. Namun, tidak bagi mereka penderita kolseterol, penyakit jantung, gula, dan hipertensi,” kata Ali.
Untuk mengatasi hal gangguan kesehatan saat Idul Adha, selain makan dengan porsi secukupnya, Ali menyarankan untuk mengimbangi dengan asupan kaya vitamin, mineral, dan serat alami dari buah-buahan segar.
Dia menganjurkan mengkonsumsi buah kaya nutrisi dan mudah disimpan seperti apel, pir, dan jeruk setiap sebelum makan.
“Buah-buah tersebut bila dikonsumsi sebelum makan akan sangat baik faedahnya karena mengurangi keinginan makan terlalu lahap dari sajian Lebaran. Dengan demikian sayur dan buah dapat menekan asupan kalori dari makan pagi-siang-malam,” kata Ali.
Baca juga: Kenali batas toleransi tubuh pada makanan bersantan
Baca juga: Pakar nutrisi larang hangatkan kembali makanan bersantan, ini alasanya
Baca juga: Ahli gizi sarankan daging kurban disantap bersama asupan nabati
“Bagi mereka penderita kolesterol, penyakit jantung, gula, dan hipertensi perlu berhati-hati karena sangat mungkin makanan tersebut menjadi pencetus kambuhnya kembali penyakit yang telah diderita,” kata Ali saat dihubungi ANTARA, Kamis.
Selain beribadah, umumnya masyarakat akan merayakan Idul Adha dengan makanan yang terbuat dari daging hasil dari hewan kurban. Tak jarang, menu makanan itu dipadukan dengan bumbu bersantan dan berminyak, seperti gulai daging, opor, rendang, dan lain-lain.
Baca juga: Dokter gizi ingatkan batasi konsumsi kuah bersantan saat Lebaran
Ali mengingatkan bahwa makanan yang mengandung santan, lemak bersifat padat kalori, sementara kue bisa jadi mengandung gula dan tepung yang tinggi.
"Waspadai lemak jenuh dan kolesterol pada lemak hewani yang cenderung konsumsinya berlebih saat Lebaran,” ujar Ali.
Kebiasaan orang Indonesia pada hari raya ialah memasak dalam jumlah besar sehingga terkadang perlu berhari-hari untuk menghabiskan makanan.
Mengonsumsi daging dan santan dalam jumlah banyak, apalagi berhari-hari, dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius bagi penderita kolesterol dan penyakit jantung.
“Bagi orang sehat, dua-tiga hari menyantap makanan Lebaran mungkin tidak menimbulkan dampak yang berarti. Namun, tidak bagi mereka penderita kolseterol, penyakit jantung, gula, dan hipertensi,” kata Ali.
Untuk mengatasi hal gangguan kesehatan saat Idul Adha, selain makan dengan porsi secukupnya, Ali menyarankan untuk mengimbangi dengan asupan kaya vitamin, mineral, dan serat alami dari buah-buahan segar.
Dia menganjurkan mengkonsumsi buah kaya nutrisi dan mudah disimpan seperti apel, pir, dan jeruk setiap sebelum makan.
“Buah-buah tersebut bila dikonsumsi sebelum makan akan sangat baik faedahnya karena mengurangi keinginan makan terlalu lahap dari sajian Lebaran. Dengan demikian sayur dan buah dapat menekan asupan kalori dari makan pagi-siang-malam,” kata Ali.
Baca juga: Kenali batas toleransi tubuh pada makanan bersantan
Baca juga: Pakar nutrisi larang hangatkan kembali makanan bersantan, ini alasanya
Baca juga: Ahli gizi sarankan daging kurban disantap bersama asupan nabati
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: