Produksi padi 2012 diperkirakan 69,05 juta ton
1 Maret 2013 23:53 WIB
ilustrasi Petani memanen tanaman padi lebih awal di Desa Sumber, Kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Senin (18/02). (FOTO ANTARA/Rudi Mulya)
Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi padi tahun 2012 mencapai 69,05 juta ton gabah kering giling (GKG), naik 3,29 juta ton atau 5 persen dibandingkan produksi padi 2011 sebesar 65,76 juta ton GKG.
"Kenaikan produksi padi didorong peningkatan luas panen 239,80 ribu hektar atau 1,82 persen dan peningkatan produktivitas sebesar 1,56 kuintal per hektar, atau melonjak 3,13 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, di Gedung BPS, Jakarta, Jumat.
Menurut Suryamin, perkiraan kenaikan produksi padi tahun 2012 merupakan Angka Sementara (ASEM), yaitu merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari-Desember), tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan.
Ia menjelaskan, kenaikan produksi padi selama 2012 antara lain didorong keberhasilan program Pertanian Sehat Indonesia dalam proyek Jajar Legowo, yaitu teknologi budidaya padi yang menghemat benih dan pupuk namun meningkatkan hasil produksi.
Selain itu, juga dipicu telah mulai berfungsinya pemulihan proyek Daerah Aliran Sungai, serta alih tanaman komoditi menjadi padi, serta pencetakan sawah baru.
Ditambahkan, kenaikan produksi padi selama 2012 terbesar terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 23,81 persen, disusul Provinsi Jawa Timur sebesar 15,34 persen, Sulawesi Selatan 11,09 persen, dan Jawa Tengah 8,95 persen.
Sementara penurunan produksi padi terbesar terjadi di Gorontalo sebesar 10,43 persen, Kalimantan Barat 5,31 persen, Banten 4,3 persen, Jawa Barat 3,11 persen, dan Sumatera Selatan 2,64 persen.
BPS juga menyebutkan bahwa pola panen pada 2012 relatif sama dengan pola panen 2010 dan 2011, di mana puncak panen terjadi pada bulan Maret.
(R017/S025)
"Kenaikan produksi padi didorong peningkatan luas panen 239,80 ribu hektar atau 1,82 persen dan peningkatan produktivitas sebesar 1,56 kuintal per hektar, atau melonjak 3,13 persen," kata Kepala BPS, Suryamin, di Gedung BPS, Jakarta, Jumat.
Menurut Suryamin, perkiraan kenaikan produksi padi tahun 2012 merupakan Angka Sementara (ASEM), yaitu merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari-Desember), tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan.
Ia menjelaskan, kenaikan produksi padi selama 2012 antara lain didorong keberhasilan program Pertanian Sehat Indonesia dalam proyek Jajar Legowo, yaitu teknologi budidaya padi yang menghemat benih dan pupuk namun meningkatkan hasil produksi.
Selain itu, juga dipicu telah mulai berfungsinya pemulihan proyek Daerah Aliran Sungai, serta alih tanaman komoditi menjadi padi, serta pencetakan sawah baru.
Ditambahkan, kenaikan produksi padi selama 2012 terbesar terjadi di Kalimantan Tengah sebesar 23,81 persen, disusul Provinsi Jawa Timur sebesar 15,34 persen, Sulawesi Selatan 11,09 persen, dan Jawa Tengah 8,95 persen.
Sementara penurunan produksi padi terbesar terjadi di Gorontalo sebesar 10,43 persen, Kalimantan Barat 5,31 persen, Banten 4,3 persen, Jawa Barat 3,11 persen, dan Sumatera Selatan 2,64 persen.
BPS juga menyebutkan bahwa pola panen pada 2012 relatif sama dengan pola panen 2010 dan 2011, di mana puncak panen terjadi pada bulan Maret.
(R017/S025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013
Tags: