London (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan bahwa perang ilegal yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina telah memperdalam perpecahan dan menciptakan ketegangan baru di Moskow.

Dia merujuk pada pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner di Rusia, akhir pekan lalu, yang disebutnya sebagai urusan dalam negeri Rusia.

"Pada saat yang sama, kita tidak boleh meremehkan Rusia. Jadi, yang lebih penting adalah kita terus memberikan dukungan kepada Ukraina," kata Stoltenberg pada Selasa (27/6).

"Pasukan Ukraina sekarang melakukan serangan balasan. Pertempurannya sulit, tetapi mereka membuat kemajuan. Semakin banyak wilayah yang bisa dibebaskan Ukraina, semakin kuat posisi mereka di meja perundingan," tutur dia, menambahkan.

Pemimpin kelompok Wagner menuduh pasukan Rusia menyerang para pejuangnya dan kemudian menyeberang dari Ukraina ke Kota Rostov-on-Don di Rusia.

Sebagai tanggapan, Dinas Keamanan Federal membuka kasus pidana terhadap kelompok pemberontakan bersenjata itu, sementara Putin menyebut pemberontakan itu sebagai pengkhianatan.

Pemimpin Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan para pejuangnya akan bergerak ke Moskow, hingga mendorong Kremlin untuk meningkatkan langkah-langkah keamanan di berbagai wilayah.

Prigozhin kemudian mengatakan tentaranya memutuskan untuk kembali guna menghindari pertumpahan darah, ketika mereka berada sekitar 200 kilometer dari Moskow

Presiden Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan dia mengadakan pembicaraan dengan pemimpin Wagner setelah mendapat persetujuan Putin, dan Prigozhin menerima kesepakatan deeskalasi.

Baca juga: Presiden Lukashenko konfirmasi keberadaan pemimpin Wagner di Belarusia
Baca juga: Putin sebut bos Wagner terima hampir Rp30 triliun setahun terakhir
Baca juga: Wagner dan retaknya lingkaran terdalam kekuasaan Putin


Sumber: Anadolu