Jakarta (ANTARA News) - Menjadi seiyu alias penyulih suara di Jepang berarti harus siap bersaing karena ada banyak orang yang berkecimpung di bidang itu, seperti diungkap penyulih suara Nami Okamoto.




Dia menuturkan bahwa banyaknya jumlah penyulih suara didukung oleh puluhan sekolah dan kursus sulih suara yang tersebar di Jepang, seperti di Tokyo dan Nagoya.




Untuk mengisi suara peran utama dalam sebuah anime, biasanya seorang penyulih suara akan dipilih lewat audisi.




"Audisi tergantung peran, untuk tokoh utama, tokoh heroine, atau tokoh yang setiap minggu pasti tampil," ujar Okamoto ditemui usai Workshop Seiyu di Japan Foundation Jakarta, Jumat.




Selain kategori karakter yang disebutkan Okamoto, penyulih suara biasanya langsung dipilih.




Meskipun begitu, perempuan yang aktif mengajar di akademi jurusan "artis suara" itu mengaku pernah mendapat pekerjaan mengisi suara karakter yang muncul reguler dalam sebuah anime tanpa mengikuti audisi.




"Saya pertama kali menjadi tokoh reguler tanpa audisi setelah mengirim sampel suara," tutur perempuan yang sudah menjadi penyulih suara selama 16 tahun itu.




Setelah itu, Okamoto diajak sang manajer ke tempat pengisi suara. Di sana, dia melihat seorang penyulih suara yang kesulitan dalam mengisi suara hingga pekerjaannya dialihkan pada orang lain.




"Waktu itu manajer bilang pada saya, 'semangat ya, jangan sampai kamu diganti'. Saat itu saya merasa tekanannya luar biasa," ujar pengisi suara Ayumi dalam "Inuyasha" itu.




Penyulih suara Kana Mizuguchi dalam anime "Detektif Conan" itu mengungkapkan, untuk satu episode anime berdurasi 30 menit, proses sulih suara biasanya berlangsung selama 4 jam.




"Memang kontraknya seperti itu, tapi kalau tim penyulih suara sudah kenal lama dan terbiasa bekerja bersama, bisa 2-3 jam," tutur perempuan yang mengidolakan dubber Keiko Toda dan Koichi Yamadera itu.




(nan)