Bukittinggi,- (ANTARA) - Wali Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Erman Safar mengatakan pengungkapan kasus inses atau hubungan sedarah antara ibu dan anak laki-laki kandungnya bertujuan untuk menjadi kewaspadaan sosial di tingkat masyarakat.

"Awalnya, saya mendapatkan informasi dari lembaga resmi yang memperoleh izin dari Kemensos, bahwa ada warga Kota Bukittinggi sedang direhabilitasi. Lalu saya berkunjung ke sana, dalam kunjungan itu sebelumnya sudah disampaikan oleh pengelola, diduga ada perbuatan salah satu anak di dalamnya itu melakukan hubungan dengan ibunya," kata Erman Safar, Rabu.

Ia mengaku kaget dengan keterangan itu dan langsung menanyakan ke anak yang diketahui berinisial MA (28).

"Lalu saya tanya langsung kepada anak itu. Si anak menyampaikan hal yang sama, dan itu mengagetkan saya. Harusnya perbuatan itu tidak terjadi di tengah masyarakat kami. Itu sekitar tiga bulan lalu," kata Erman Syafar.

Baca juga: Sosiolog duga kasus inses di Bukittinggi akibat kohesi yang berlebihan

Baca juga: Komnas PA sebut pembunuhan anak angkat di Sukabumi kasus luar biasa
Ia menjelaskan beberapa hari yang lalu Pemkot Bukittinggi mengadakan kegiatan sosialisasi di acara terbatas dengan undangan hanya untuk tujuh orang per kelurahan.

"Lalu juga dilaksanakan di tempat tertutup, di sana saya sampaikan informasi penyimpangan seksual karena temanya itu adalah waspada pernikahan di bawah usia. Saya sampaikan keadaan dengan bentuk informasi yang sudah kami olah lebih general dengan tidak menyebut nama bahwa di Bukittinggi ini kami mendapatkan informasi ada anak yang berhubungan dengan orang tuanya," katanya.

Menurutnya, ia juga memaparkan berbagai kasus penyakit masyarakat seperti LGBT, korban pelecehan seksual anak dan bahaya narkoba.

"Saya sampaikan semua, lalu kemudian itu viral. Itu di luar sepengetahuan kami dan kami tidak pernah meminta wartawan dari awal kita mendapati perbuatan penyimpangan ini untuk tidak diberitakan," kata Erman.

Ia mengaku penyampaian keadaan sosial yang mengkhawatirkan bertujuan untuk menjadi kewaspadaan sosial di tingkat masyarakat.

"Jadi kami mengajak partisipasi dari rakyat untuk bersama menanggulangi beberapa keadaan menyimpang di Bukittinggi " ujarnya.

Ia menegaskan pihaknya juga telah menghubungi kepolisian untuk menindaklanjuti sesuai hukum berlaku.

"Sampai sekarang kasus ini sedang dalam penyelidikan belum ada keterangan dari Polresta menyatakan bahwa ini hoaks dan ini bohong," sebutnya.*

Baca juga: Kemen PPPA cari masukan tangani kasus inses dialami disabilitas

Baca juga: KPPPA: korban inses Pringsewu harus dapat perlindungan khusus