Jakarta (ANTARA) -
Pembangunan Monumen Plaza Bung Karno di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu, mulai dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking dengan dihadiri Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto selaku perwakilan keluarga.

Ridwan Kamil dengan didampingi istrinya, Atalia Praratya, memanfaatkan momen peletakan batu pertama monumen yang terletak di GOR Saparua itu untuk menyampaikan dedikasinya bagi Bung Karno selaku pendiri bangsa.

"Dalam tiga hingga empat bulan (pembangunannya) akan selesai. Patungnya on the way. Semoga nanti saat peresmian, Ibu Mega (Megawati Soekarnoputri) dan keluarga berkenan hadir," kata Ridwan Kamil dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan bahwa monumen tersebut menjadi upaya untuk membalas perjuangan para pendiri bangsa.

"Jadi, saya membayar kepada orang tua kita yang sudah luar biasa perjuangannya, sehingga kita sekarang bisa hidup nyaman dan punya negara yang hebat dan besar seperti sekarang ini," tambahnya.

Baca juga: Keluarga Besar Soekarno sampaikan terima kasih atas pembuatan monumen

Sementara itu, Hasto menyampaikan salam Megawati Soekarnoputri sekaligus ungkapan terima kasih.

"Beliau (Megawati) menyampaikan rasa haru dan menyampaikan terima kasih atas gotong royong anak bangsa yang dipimpin soekarnois-soekarnois muda," kata Hasto.

Menurut Hasto, Kota Bandung menjadi benang merah perjuangan Bung Karno dalam menggali pemikiran kemerdekaan Indonesia.

"Kami berterima kasih kepada gubernur Jawa Barat bahwa seluruh rekam jejak Bung Karno di Bandung, dari rekam Pak Marhaen, hingga penjara Banceuy, semua dipelihara baik," kata Hasto.

Baca juga: Megawati resmikan rumah adat dan jalan Bung Karno di Maluku Tengah

Dia juga mengingatkan bahwa di Bandung, PDI Perjuangan mencanangkan penggunaan peci Bung Karno yang menjadi tanda pengenal utama banyak warga dunia, baik di Asia dan Afrika, mengenai kepemimpinan Soekarno.

Hasto menceritakan juga bagaimana Bung Karno di Bandung menggelorakan solidaritas bangsa lewat Konferensi Asia Afrika (KAA).

"Dari Kota Bandung, seluruh tradisi intelektual Soekarno dimatangkan dan dibumikan menjadi ideologi pembebasan Marhaenisme, yang secara kontemplatif juga menjadi bagian Pancasila," ujar Hasto.

Baca juga: Megawati ingin populerkan "Salam Pancasila" untuk jaga persatuan