Jakarta (ANTARA News) Kurs rupiah pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar delapan poin terhadap dolar AS, menjadi Rp9.668 dibanding posisi sebelumnya Rp9.660 per dolar.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan pelemahan kurs mata uang beberapa negara berkembang termasuk rupiah terhadap dolar AS menyusul kekhawatiran politik di Italia.

"Investor masih khawatir atas ketidakpastian di Italia, ekonomi terbesar ketiga di kawasan negara Euro akan kembali memperburuk krisis," kata dia.

Ia menambahkan, mata uang negara berkembang juga tertekan oleh data yang menunjukkan inflasi Eropa yang melambat ke level dua persen pada Januari, yang membuka pintu bagi bank sentral Eropa (ECB) mengucurkan lebih banyak stimulus.

Analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih menambahkan dari pasar non delivery forward (NDF), tekanan terhadap rupiah relatif melambat diikuti dengan volatilitas perdagangan harian yang juga berkurang.

Sementara itu dari dalam negeri, ujarnya, aliran modal asing yang masuk ke pasar Indonesia mengalami kenaikan.

Meski demikian, masuknya dana asing tidak cukup kuat membantu penguatan rupiah ditengah tekanan akibat memburuknya kinerja neraca pembayaran yang disampaikan BI pada pekan lalu, ujarnya menambahkan.

(KR-ZMF)