Rupiah Selasa ditutup menguat jadi Rp14.993 per dolar AS
27 Juni 2023 17:41 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar AS dan uang rupiah di salah satu kantor cabang PT. Bank Mandiri Persero Tbk, Jakarta, Selasa (31/1/2023). ANTARA FOTO/Reno Esnir/tom.
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Selasa, ditutup menguat 0,19 persen atau 28 poin menjadi Rp14.993 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.021 per dolar AS.
Analis pasar mata uang, Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah dan mata uang Asia umumnya terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini dipengaruhi penguatan yuan China.
"Rupiah dan mata uang Asia umumnya menguat merespons penguatan yuan China oleh spekulasi apabila pemerintah China akan menahan pelemahan mata uang mereka belakangan ini. Sentimen risk on di pasar yang juga didukung oleh pernyataan PM (Perdana Menteri) China yang optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai target 5 persen," ujar dia ketika ditanya ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pernyataan PM China memberikan angin segar di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Adapun penguatan yuan dipengaruhi usaha bank-bank pemerintah China melepas dolar AS.
"(Bank-bank pemerintah China melepas dolar AS) untuk menahan pelemahan yuan. Pemerintah China menjaga stabilitas yuan untuk mendukung ekonomi," ungkapnya.
Menurut Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini disebabkan oleh pelemahan dolar AS di kawasan Asia karena pelaku pasar menunggu data terkait inflasi yaitu barang tahan lama dan perumahan AS yang akan rilis pada hari ini.
"Sejumlah data ekonomi AS yang akan rilis diperkirakan fix/ beragam, sehingga belum dapat dijadikan momentum yg kuat bagi pelaku pasar setidaknya untuk hari ini pd penempatan dollar," kata Lukman.
Pada perdagangan sepanjang hari ini, rupiah bergerak dari Rp14.983 per dolar AS hingga Rp15.010 per dolar AS.
Baca juga: Analis: Penguatan rupiah hanya sementara saja
Baca juga: Rupiah pada Selasa pagi menguat jadi Rp14.995 per dolar AS
Baca juga: Analis sebut rupiah lemah dipicu sikap agresif bank sentral dunia
Analis pasar mata uang, Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah dan mata uang Asia umumnya terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan hari ini dipengaruhi penguatan yuan China.
"Rupiah dan mata uang Asia umumnya menguat merespons penguatan yuan China oleh spekulasi apabila pemerintah China akan menahan pelemahan mata uang mereka belakangan ini. Sentimen risk on di pasar yang juga didukung oleh pernyataan PM (Perdana Menteri) China yang optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai target 5 persen," ujar dia ketika ditanya ANTARA di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pernyataan PM China memberikan angin segar di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Adapun penguatan yuan dipengaruhi usaha bank-bank pemerintah China melepas dolar AS.
"(Bank-bank pemerintah China melepas dolar AS) untuk menahan pelemahan yuan. Pemerintah China menjaga stabilitas yuan untuk mendukung ekonomi," ungkapnya.
Menurut Analis Bank Woori Saudara (BWS) Rully Nova, penguatan rupiah terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan sore ini disebabkan oleh pelemahan dolar AS di kawasan Asia karena pelaku pasar menunggu data terkait inflasi yaitu barang tahan lama dan perumahan AS yang akan rilis pada hari ini.
"Sejumlah data ekonomi AS yang akan rilis diperkirakan fix/ beragam, sehingga belum dapat dijadikan momentum yg kuat bagi pelaku pasar setidaknya untuk hari ini pd penempatan dollar," kata Lukman.
Pada perdagangan sepanjang hari ini, rupiah bergerak dari Rp14.983 per dolar AS hingga Rp15.010 per dolar AS.
Baca juga: Analis: Penguatan rupiah hanya sementara saja
Baca juga: Rupiah pada Selasa pagi menguat jadi Rp14.995 per dolar AS
Baca juga: Analis sebut rupiah lemah dipicu sikap agresif bank sentral dunia
Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: