Kemendikbud: PAUD fondasi anak jadi pembelajar sepanjang hayat
27 Juni 2023 13:58 WIB
Tangkapan layar - Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Teti Herawati Aminudin Aziz dalam Webinar DWP: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa (27/6/2023). ANTARA/Astrid Faidlatul Habibah.
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI menyatakan jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan fondasi seorang anak untuk bisa menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Teti Herawati Aminudin Aziz menyatakan PAUD harus mampu memberikan rasa nyaman kepada anak sehingga mereka senang untuk senantiasa belajar.
“Di sini harus diberikan pendidikan terbaik dan menyenangkan bagi anak-anak. Di PAUD harus ada kemampuan fondasi yang dapat mengantarkan anak menjadi pembelajar sepanjang hayat,” katanya dalam Webinar DWP: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa.
Teti mengatakan anak-anak memiliki hak untuk bertumbuh serta berkembang dengan baik dan orang tua memiliki peran penting untuk membantu mereka mendapat haknya.
Dalam memfasilitasi tumbuh dan kembang anak yang optimal perlu sebuah lembaga pendidikan yang mampu memberi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak yakni PAUD.
Kondisi lingkungan belajar yang nyaman dan program belajar yang inovatif dipastikan membuat setiap anak mendapat pengalaman belajar yang positif dan membahagiakan sehingga menjadi fondasi yang dapat mengantarkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Menurut Teti, target tersebut dapat dicapai melalui berbagai cara seperti adanya kurikulum yang selalu adaptif dengan perkembangan zaman, pengajar atau guru yang berkarakter serta adanya fasilitas yang mendukung pembelajaran.
Sementara itu, penerapan pembelajaran yang dapat membangun kemampuan fondasi anak yaitu pembelajaran yang aktif dan eksploratif serta mampu membangun rasa ingin tahu dengan interaksi positif yang membangun percaya diri anak.
Selain itu, lembaga PAUD juga harus menghindari asesmen di kelas berupa tes lisan dan tulisan untuk mengurangi potensi stres pada anak usia dini.
“Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pembinaan bukan pelabelan anak pintar dan tidak pintar,” ujar Teti.
Di sisi lain, ia menegaskan dalam hal ini lembaga PAUD hanya sebagai salah satu variabel saja dalam upaya pembentukan karakter anak sehingga tanggung jawab utama tetap ada pada orang tua.
Oleh sebab itu, PAUD harus senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur dari kehidupan sehari-hari dengan menjadikan guru dan orang tua sebagai role model.
Baca juga: Huawei - Kemendikbudristek optimalkan AI dan cloud untuk pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek tegaskan wisuda sekolah bukan kewajiban
Baca juga: Kemendikbudristek: Kenduri Swarnabhumi berlanjut Juli--November 2023
Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemendikbudristek Teti Herawati Aminudin Aziz menyatakan PAUD harus mampu memberikan rasa nyaman kepada anak sehingga mereka senang untuk senantiasa belajar.
“Di sini harus diberikan pendidikan terbaik dan menyenangkan bagi anak-anak. Di PAUD harus ada kemampuan fondasi yang dapat mengantarkan anak menjadi pembelajar sepanjang hayat,” katanya dalam Webinar DWP: Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan di Jakarta, Selasa.
Teti mengatakan anak-anak memiliki hak untuk bertumbuh serta berkembang dengan baik dan orang tua memiliki peran penting untuk membantu mereka mendapat haknya.
Dalam memfasilitasi tumbuh dan kembang anak yang optimal perlu sebuah lembaga pendidikan yang mampu memberi pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak yakni PAUD.
Kondisi lingkungan belajar yang nyaman dan program belajar yang inovatif dipastikan membuat setiap anak mendapat pengalaman belajar yang positif dan membahagiakan sehingga menjadi fondasi yang dapat mengantarkan mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Menurut Teti, target tersebut dapat dicapai melalui berbagai cara seperti adanya kurikulum yang selalu adaptif dengan perkembangan zaman, pengajar atau guru yang berkarakter serta adanya fasilitas yang mendukung pembelajaran.
Sementara itu, penerapan pembelajaran yang dapat membangun kemampuan fondasi anak yaitu pembelajaran yang aktif dan eksploratif serta mampu membangun rasa ingin tahu dengan interaksi positif yang membangun percaya diri anak.
Selain itu, lembaga PAUD juga harus menghindari asesmen di kelas berupa tes lisan dan tulisan untuk mengurangi potensi stres pada anak usia dini.
“Hasil asesmen digunakan sebagai dasar pembinaan bukan pelabelan anak pintar dan tidak pintar,” ujar Teti.
Di sisi lain, ia menegaskan dalam hal ini lembaga PAUD hanya sebagai salah satu variabel saja dalam upaya pembentukan karakter anak sehingga tanggung jawab utama tetap ada pada orang tua.
Oleh sebab itu, PAUD harus senantiasa menjaga hubungan yang baik dengan orang tua untuk mengoptimalkan perkembangan anak dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur dari kehidupan sehari-hari dengan menjadikan guru dan orang tua sebagai role model.
Baca juga: Huawei - Kemendikbudristek optimalkan AI dan cloud untuk pendidikan
Baca juga: Kemendikbudristek tegaskan wisuda sekolah bukan kewajiban
Baca juga: Kemendikbudristek: Kenduri Swarnabhumi berlanjut Juli--November 2023
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023
Tags: