Jakarta (ANTARA) - Chief Customer Officer Mekari Arvy Egadipoera memandang bahwa teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) akan mendisrupsi pengelolaan human resources (HR) atau sumber daya manusia (SDM) secara positif, baik bagi perusahaan maupun bagi karyawan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kata Arvy, dunia kerja telah mengalami perubahan signifikan, mulai dari penggunaan teknologi saat bekerja hingga bentuk kerja hybrid work.
Perubahan-perubahan tersebut menuntut HR untuk memanfaatkan sistem dan perangkat yang lebih canggih untuk mengatur talenta di dalam perusahaan serta memenuhi kebutuhan karyawan.
"Di sini, AI bisa menjadi alat yang digunakan perusahaan untuk berinovasi di bagian perencanaan dan pengelolaan SDM secara strategis," kata Arvy dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Baca juga: Regulasi yang ada cukup untuk tindak pelaku penyalahgunaan AI
Menurut dia, teknologi kecerdasan buatan akan memajukan cara perusahaan dalam mengelola SDM termasuk mencari, merekrut, hingga mempertahankan karyawan. Hal ini dilakukan dalam sejumlah cara sebagaimana berikut ini.
Memahami karyawan dengan lebih baik
Kecerdasan buatan dapat mengolah data terkait performa dan pola kerja para karyawan untuk memberikan masukan atau pandangan terkait kesejahteraan kerja para karyawan.
Teknologi ini bahkan bisa menganalisa data untuk mendeteksi tanda-tanda employee burnout atau keletihan hingga potensi ketidakpuasan kerja lainnya. Dengan manfaat tersebut, perusahaan dapat mengambil langkah pencegahan yang perlu dilakukan.
Baca juga: Inflection kembangkan teknologi chatbot AI tandingan ChatGPT
Mengotomatisasi pengerjaan laporan strategis
Kecerdasan buatan memiliki kemampuan bukan saja mengolah data yang banyak, namun juga meramu data menjadi laporan yang mudah dibaca. Hal ini akan meningkatkan efisiensi tim HR dalam menyiapkan laporan strategis.
Dengan efisiensi tersebut, Arvy menilai tim HR dapat lebih berfokus pada tugas utama yaitu merancang dan menjalankan program yang baik bagi kesejahteraan karyawan.
Memperlancar proses rekrutmen
Algoritma cerdas apabila tertanam dalam software HR, hal ini dapat membantu perekrut untuk menganalisa CV dan data kandidat secara cepat sambil mencocokannya dengan kebutuhan dan persyaratan sebuah posisi.
Dengan begitu, perusahaan dan kandidat pun merasa terbantu karena kecerdasan buatan mempercepat terpilihnya kandidat yang serasi dengan tuntutan peran.
Baca juga: Kolaborasi lintas program studi perlu dilakukan hadapi tantangan AI
Menganalisa sentimen dan kepuasan karyawan
Algoritma kecerdasan buatan yang memproses bahasa dapat dimanfaatkan untuk mengolah survei karyawan dan komunikasi internal. Dengan cara ini, perusahaan mendapatkan umpan balik dari karyawan mengenai kepuasan akan kondisi kerja yang mereka alami.
Arvy mengingatkan emosi yang dirasakan karyawan berpengaruh besar pada motivasi kerja. Mengingat hal tersebut, perusahaan harus sensitif atas sentimen karyawan sehingga dapat mengambil langkah selanjutnya yang dibutuhkan.
Merancang jalur karier karyawan
Kecerdasan buatan mampu mengolah data terkait performa kerja untuk mengidentifikasi potensi setiap karyawan. Selanjutnya, teknologi ini akan merancang pelatihan yang terpersonalisasi.
Dengan cara ini, karyawan akan bertumbuh secara profesional sehingga lebih mantap dalam mengembangkan kariernya. Arvy juga mengingatkan agar perusahaan mendukung pertumbuhan karier para karyawan guna mendapatkan calon-calon pemimpin yang berbakat.
Baca juga: Pakar UGM sebut pemanfaatan AI butuh aturan cegah penyalahgunaan
Baca juga: Huawei - Kemendikbudristek optimalkan AI dan cloud untuk pendidikan
Baca juga: Amitabh Bachchan bekerja sama dengan Ikonz untuk visualisasi AI
Kecerdasan buatan akan disrupsi dunia HR secara positif
26 Juni 2023 20:48 WIB
Ilustrasi artifial intelligence (AI) alias kecerdasan buatan. (ANTARA/Pixabay)
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2023
Tags: