Cianjur (ANTARA) - Bupati Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman, meminta petani di wilayah Cianjur untuk menanam komoditas yang tidak terlalu membutuhkan banyak air saat musim kemarau seperti palawija terutama di lahan sawah tadah hujan.

"Saat memasuki musim kemarau petani yang biasa menanam padi dapat mengganti dengan tanaman palawija seperti kacang kedelai, jagung dan ubi atau komoditas lain yang tahan meski kekurangan air," katanya di Cianjur Senin.

Bupati Cianjur menjelaskan, upaya tersebut untuk menghindari kerugian ketika petani memaksakan diri untuk tetap menanami ladangnya dengan padi yang rawan gagal panen atau fuso karena kekurangan air saat kemarau tiba.

"Jangan memaksakan diri menanam padi yang membutuhkan banyak air saat kemarau, agar tidak merugi lebih baik tanami palawija," katanya.

Sedangkan untuk mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kesulitan mendapat air bersih bagi warga yang tinggal di daerah rawan, pihaknya sudah meminta pihak desa membangun embung air atau kolam resapan sebagai pasokan air bersih saat musim kemarau.

Sementara ratusan kepala keluarga di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, mulai mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk mengairi sawah, mereka terpaksa berjalan kaki ke sumber mata air yang berjarak dua kilometer dari perkampungan untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebagian besar sumur dan kolam resapan milik warga sudah tidak berisi air sejak beberapa pekan terakhir, sehingga setiap pagi dan petang warga harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer dan menuruni tebing setinggi 50 meter untuk sampai ke sumber mata air.

"Sudah tiga pekan, kami kesulitan mendapatkan air bersih, sumur dan kolam resapan yang ada di perkampungan tidak lagi berisi pasokan air. Sebelum kemarau tiba daerah kami sudah sulit mendapatkan air, harapan kami ada sumur bor bantuan pemerintah," kata ibu rumah tangga warga Desa Sukasirna, Nurjanah (43).

Sedangkan untuk lahan pertanian, seiring sulitnya mendapatkan air dari sejumlah sumber termasuk irigasi tutur dia, terpaksa tidak ditanami untuk sementara dengan harapan kemarau tahun ini tidak berlangsung lama."Kalau lahan pertanian sekitar belasan hektar dibiarkan tidak ditanami karena sumber air sangat sedikit," katanya.

Baca juga: Hadapi kemarau, Pemkab Bangka sarankan petani tanam palawija


Baca juga: Kementan imbau petani tanam palawija antisipasi El Nino