Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Luar Negeri Wardana mengapresiasi orang Indonesia di luar negeri (Diaspora) yang berusaha mempertahankan nasionalisme nusantara meski beberapa dari mereka telah melepaskan kewarganegaraan Indonesia.

"Saya ucapkan selamat bagi WNI atau yang sudah melepas kewarganegaraan Indonesia tapi masih memiliki nasionalisme NKRI. Mereka tetap berkeinginan memajukan negaranya meski tinggal di luar Indonesia dan bukan lagi WNI secara berkas-berkas," kata Wardana dalam "Lokakarya Nasional Diaspora Indonesia" di Gedung Nusantara, Kantor Kementerian Luar Negeri RI, Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu.

Wardana mengatakan beberapa WNI terpaksa menanggalkan kewarganegaraanya karena desakan pekerjaan atau sebab lainnya yang tidak dapat dihindari. Beberapa pelajar yang menuntut ilmu di luar negeri juga terpaksa tidak kembali ke Indonesia karena mendapatkan pekerjaan di negara tempat studi mereka.

"Betapa besarnya potensi mereka untuk Indonesia dengan sumber daya manusia terlatih dan terdidik di luar negeri. Belum lagi bagi mereka yang memiliki bisnis di luar negeri," katanya.

Di tempat terpisah, Presiden Diaspora Indonesia Mohamad Al Arief mengatakan potensi WNI dan orang Indonesia yang telah melepaskan kewarganegaraannya tidak bisa dianggap sebelah mata.

"Diaspora Indonesia yang tersebar di seluruh dunia jika didayagunakan sesuai potensinya akan memberikan dampak besar bagi negara. Secara keseluruhan, Diaspora yang masih memegang status sebagai WNI saja berjumlah sekitar 4,6 juta atau lebih banyak dari jumlah total penduduk Irlandia," kata Wardana.

Sebagai langkah nyata untuk menghimpun kekuatan Diaspora Indonesia, pada 18--20 Agustus tahun ini akan diadakan Kongres Diaspora Indonesia (KDI) II di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta.

Melalui kongres itu, Al Arief menargetkan jaringan Diaspora Indonesia semakin luas dan erat.

"KDI I sebagai rintisan menggalang persatuan orang Indonesia sempat diadakan di Amerika Serikat dihadiri sekitar dua ribu peserta. Pada perhelatan yang kedua tahun ini peserta diharapkan meningkat sampai empat ribu Diaspora Indonesia dari berbagai negara di seluruh dunia," katanya.

Sementara, Kepala Urusan Diaspora dari Kementerian Luar Negeri M Wahid Supriyadi mengharapkan kongres tersebut bukan sekedar berakhir seperti festival.

"Jangan sampai kongres menjadi acara tahunan tanpa ada tindak lanjut apapun hanya berkumpul dan selesai layaknya festival. Harapannya melalui acara itu hubungan antar-Diaspora Indonesia semakin erat dan memberi kontribusi nyata bagi Indonesia," katanya.

Demi menepis kekhawatiran itu, Diaspora Indonesia telah memanfaatkan jejaring yang telah terjalin berkat pertemuan-pertemuan antaranggota. Mereka merencanakan melakukan sejumlah kerja sama di antara bisnis mereka.

Selain itu, beberapa dari mereka membuat unit bisnis dengan komoditi dari Indonesia seperti furnitur yang diekspor dari RI agar membantu pendapatan devisa.

(A061/R010)