Kapolres Cirebon Kota, Ajun Komisaris Besar Dani Kustoni, kepada wartawan di Cirebon, Rabu, mengatakan, dari SW itu, polisi menduga ada keterkaitan dengan sindikat uang palsu yang diotaki M.
"Brankas milik tersangka SW disita petugas, berisi 16.000 black dollar pecahan 100 dolar Amerika Serikat, 12 lembar black dollar yang rusak saat dicuci, 12 lembar pecahan uang kertas Rp100.000, juga 180 lembar pecahan uang kertas 100 euro, 2.760 lembar dolar Amerika Serikat pecahan 100,"katanya.
Selain uang kertas asli dan palsu itu, polisi juga menyita detektor uang sinar ultra violet, tiga lembar catatan cara dan bahan pencuci uang, satu kalender untuk mencatat hasil pencucian uang, tujuh botol cairan kimia dari berbagai jenis.
Berdasarkan keterangan SW, lembaran dolar itu hasil pencucian black dollar dengan bahan-bahan kimia yang dibeli dari M. Menurut dia, saat itu dibeli sekitar 18.772 lembar black dollar pecahan 100 dolar, yang ditukar dengan uang Rp700 juta.
Ia menambahkan, setelah itu dirinya memproses black dollar menjadi pecahan uang dolar Amerika Serikat, kemudian membeli sejumlah bahan kimia dan membayar 16 orang tenaga ahlinya.
(Pewarta: Enjang Solihin)
"Brankas milik tersangka SW disita petugas, berisi 16.000 black dollar pecahan 100 dolar Amerika Serikat, 12 lembar black dollar yang rusak saat dicuci, 12 lembar pecahan uang kertas Rp100.000, juga 180 lembar pecahan uang kertas 100 euro, 2.760 lembar dolar Amerika Serikat pecahan 100,"katanya.
Selain uang kertas asli dan palsu itu, polisi juga menyita detektor uang sinar ultra violet, tiga lembar catatan cara dan bahan pencuci uang, satu kalender untuk mencatat hasil pencucian uang, tujuh botol cairan kimia dari berbagai jenis.
Berdasarkan keterangan SW, lembaran dolar itu hasil pencucian black dollar dengan bahan-bahan kimia yang dibeli dari M. Menurut dia, saat itu dibeli sekitar 18.772 lembar black dollar pecahan 100 dolar, yang ditukar dengan uang Rp700 juta.
Ia menambahkan, setelah itu dirinya memproses black dollar menjadi pecahan uang dolar Amerika Serikat, kemudian membeli sejumlah bahan kimia dan membayar 16 orang tenaga ahlinya.
(Pewarta: Enjang Solihin)