Peristiwa mati listrik terjadi saat babak pertama baru berlangsung separuh babak. Stadion Patriot bahkan gelap gulita sampai lebih dari 60 menit, sebelum kemudian listrik dapat kembali menyala dan pertandingan bisa dilanjutkan.
Saat mati listrik, para pemain Persija dan Ratchaburi tetap berada di lapangan sambil tetap aktif bergerak. Mereka tidak memasuki ruang ganti atau sekadar duduk di tepi lapangan.
"Hal itu (mati listrik) bisa terjadi di mana saja. Termasuk Eropa," kata Doll pada konferensi pers yang digelar usai pertandingan.
Pelatih asal Jerman itu juga bersyukur karena para penonton tetap sabar menanti pertandingan dilanjutkan, dan tidak melakukan hal-hal yang merugikan tim.
"Tapi semua menunggu. Termasuk para pemain dan penggemar, mau melihat kami bermain melawan Ratchaburi. Suporter sabar menunggu," tutur Doll.
Saat sebagian lampu dapat dinyalakan, Ketua Umum The Jakmania Dicky Soemarno meminta agar para penggemar Persija tetap dapat menjaga keamanan dan kenyamanan di dalam stadion.
Dicky mengingatkan bahwa sepanjang Stadion Patriot Candrabagha menjadi markas Persija, baru kali ini masalah mati listrik terjadi di stadion tersebut.
Direktur Utama Persija Ambono Janurianto juga meminta maaf kepada semua pihak, khususnya kepada para penonton dan tim Ratchaburi atas insiden tersebut.
"Tentunya kami ucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya khususnya untuk Jakmania (penggemar Persija) yang hadir pada malam ini, dan Ratchaburi yang mau bersabar sampai pertandingan dimulai kembali," ucap Ambono.
Baca juga: Mati listrik warnai kemenangan 1-0 Persija atas Ratchaburi
Baca juga: Piala Persija direncanakan bergulir rutin dua kali dalam setahun