Megawati bahkan mengingatkan kembali pernyataan Proklamator dan Presiden Pertama RI Soekarno bahwa ‘Tuhan bersemayam di gubuk-nya si miskin’.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidato politik peringatan puncak Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu.
Dalam pidato politiknya, Presiden RI kelima itu mengingatkan bahwa di tengah-tengah akar rumput, tersimpan energi yang tidak pernah padam.
"Rakyat itu Akar Rumput, kenapa? Karena lapangan ini (bayangkan saja) ada rumputnya, ditutupi, tapi nanti kalau dibuka, bisa cepat bertumbuh kembali. Jadi rakyat itu adalah Akar Rumput, itu tidak pernah bisa dipunahkan saudara-saudara ingat itu," ujar Megawati.
Megawati pun menuturkan keberpihakan harus selalu ada untuk akar rumput. Pasalnya, kata Megawati, mengutip pernyataan Bung Karno, bahwa Tuhan bersemayam di gubuk-nya rakyat-rakyat miskin.
Baca juga: Megawati ungkap PDIP bisa usung capres-cawapres sendiri
Baca juga: Megawati minta kader PDIP mundur kalau tak mau menangkan Ganjar
"Sehingga, melalui rakernas ketiga pada tanggal 6 Juni yang lalu PDI perjuangan mengangkat kembali perintah konstitusi bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara," ucap Megawati.
Hal itulah yang akan menjadi pegangan PDIP demi memenangkan kembali hati rakyat.
"Itu nanti yang akan menjadi pegangan kami untuk supaya kami bisa menang kembali kalian siap apa tidak?" tanya Megawati.
“Siap, siap,” teriak seluruh kader.
Kemudian, Megawati juga menyinggung soal pengentasan stunting yang dialami sejumlah anak di Indonesia. Adapun stunting merupakan kondisi kurangnya tinggi badan anak yang disebabkan kekurangan gizi.
Baca juga: Megawati: Pak Marhaen itu petani, bukan komunis
"Cari anak-anak yang tidak berpunya yang menjadi yatim piatu yang sekarang ibu pun meminta PDI Perjuangan bergerak di dalam soal stunting," kata Megawati.
Megawati meminta agar angka stunting di Indonesia turun menjadi nol persen atau tidak ada lagi anak-anak yang mengalami stunting.
Ia menilai pengentasan stunting akibat kurang gizi harus sejalan dengan upaya menghapus kemiskinan ekstrem.
Dia menjelaskan bahwa menghapus kemiskinan ekstrem bukan semata-mata diukur oleh pendapatan masyarakat melainkan juga memberikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat di segala aspek kehidupan.
"Menghapuskan kemiskinan ekstrem, itu bukan sekadar ukuran pendapatan dalam sehari, namun rasa bahagia terlindungi menyangkut keadilan pekerjaan yang layak akses terhadap pendidikan sarana kesehatan, kebijakan sosial negara," tutur Megawati.