Jakarta (ANTARA) - Indonesia memiliki banyak inovasi berkaitan dengan pemanfaatan teknologi digital sehingga hal tersebut dapat menjadi modal penting dalam pengembangan kawasan terkait Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023.

"Kita memiliki banyak inovasi dan proposal yang kemudian diadopsi negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara," kata pengamat teknologi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, kepada ANTARA, Jumat.

Indonesia, kata Heru, pernah bicara tentang penggunaan infrastruktur bersama untuk telekomunikasi yang diadopsi di negara-negara tetangga. Indonesia juga pernah mengajukan Mutual Recognition Agreements (MRE) bagi negara-negara kawasan Asia Tenggara yang memungkinkan terjadinya kesepakatan bersama terhadap produk teknologi komunikasi.

"Produk teknologi komunikasi yang sudah mendapatkan sertifikasi di kawasan Asia Tenggara, tidak perlu ada sertifikasi lagi di negara lain. Tidak perlu diuji lagi di laboratorium, tapi, cukup melampirkan dokumen sertifikasi. Ini memudahkan kalau ada produk-produk Indonesia akan dikirim ke negara-negara lain," Heru menjelaskan.

Baca juga: KTT ASEAN dinilai beri efek positif bagi pemasaran produk UMKM

Indonesia juga pernah mengusulkan pengembangan konten digital lokal di kawasan Asia Tenggara yang mendapatkan sambutan cukup besar di negara lain.

"Ketika itu tahun 2015, memang konten digital ini belum begitu ramai. Beberapa negara menyambut hal itu, bahkan ada yang hadir ke Indonesia untuk mengunjungi beberapa tempat sehingga mereka bisa belajar dari negara kita," kata Heru.

Heru berharap lewat Keketuaan Indonesia untuk ASEAN, dalam kaitannya dengan pertukaran informasi dan teknologi, tercipta proses pembelajaran antarnegara yang bersifat positif dan membangun, salah satunya upaya dalam mengembangkan kecepatan internet.

Heru menilai Indonesia bisa belajar dari negara Asia Tenggara lainnya bagaimana menyediakan internet broadband dalam kecepatan yang bagus.

Kesempatan Indonesia memegang tampuk Keketuaan ASEAN, ungkap Heru, harus dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan melahirkan sejumlah terobosan bermanfaat bagi semua negara di kawasan Asia Tenggara. Kompetisi yang terjadi antar-negara ASEAN selama ini, kata Heru, terbilang wajar karena setiap negara memiliki tujuan sendiri untuk mensejahterakan masyarakatnya.

"Masing-masing negara memiliki atau menggunakan strategi untuk menjadi yang terunggul di kawasan Asia Tenggara. Tapi, di sisi lain, sebagai negara bertetangga, tentu kolaborasi dan kerja sama sangat dibutuhkan. Kita melihat ada hal-hal yang bisa dikerjasamakan dan dikolaborasikan antara-negara di Asia Tenggara, yang mungkin tidak tiap negara bisa melakukannya sendiri," kata Heru.

Baca juga: BMW Indonesia serahkan 36 unit BMW i7 untuk KTT ASEAN Plus 2023

Baca juga: KTT ASEAN ke-42 tingkatkan citra positif kualitas jaringan Indonesia

Baca juga: China tegaskan dukungan untuk keketuaan Indonesia dalam ASEAN