Sebesar 95 persen saham PT GSI merupakan milik PSSI, sedangkan lima persen sisanya merupakan milik Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia. Perusahaan itu nantinya akan mengelola seluruh aset bisnis PSSI secara profesional, transparan, dan akuntabel.
"Tentu kami juga ingin punya pemasukan yang lain. Karena tidak mungkin kita sebagai PSSI hanya mengatakan ingin, tapi kita harus bekerja. Seperti yang saya sudah sampaikan dari hasil studi banding dengan beberapa negara, seperti juga federasi sepak bola Jepang, mereka mendapatkan pemasukan. Selain dari liga, dari support pemerintah, tapi juga mereka melakukan bagaimana mengindustrialisasi daripada sepak bola itu sendiri," kata Erick pada konferensi pers yang berlangsung di Gedung Danareksa, Jakarta, Jumat.
Baca juga: PSSI umumkan pendirian Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia
Untuk para penggemar, Erick menyampaikan bahwa PT GSI akan lebih banyak memberi perhatian kepada mereka. Khususnya agar keterlibatan para penggemar dengan timnas dapat semakin erat dan muncul rasa memiliki.
"Kita juga mulai melakukan fan engagement. Ya kita mulai bikin pertandingan tim nasional kalau yang datang misalnya 5.000 ya gak usah tanding di sini, ongkosnya jauh lebih mahal, lebih baik kita main di luar negeri. Tapi artinya apa? Para supporter tim nasional tidak bisa mendukung langsung. Nah ini lah kenapa kita bikin movement gerakan ayo merahkan stadion kita," tutur sosok yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN itu.
PT GSI yang dikelola profesional pun diyakini akan mampu memoles timnas agar dapat menarik lebih banyak penggemar sepak bola lokal.
Baca juga: Kurniawan Dwi Yulianto apresiasi pembentukan yayasan PSSI