Ani menyebutkan, kegiatan lainnya untuk mengurangi populasi nyamuk atau menghindari gigitan nyamuk seperti memelihara ikan pemakan jentik, menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk, memakai cairan anti nyamuk dan kegiatan lainnya.
Baca juga: Anggota DPRD DKI minta pemprov antisipasi lonjakan kasus DBD
Virus DEN-1 merupakan virus yang akan sangat mudah menyebar, meskipun pada daerah yang belum pernah terjangkit sebelumnya. Virus ini paling mudah ditularkan karena sifatnya yang kuat ketika berada dalam tubuh nyamuk maupun manusia, tetapi tidak menyebabkan pengidapnya sakit parah.
Selanjutnya virus DEN-2 dan DEN-3 menjadi virus demam berdarah yang dinilai paling ganas, karena cenderung menyebabkan pengidapnya sakit parah.
Terakhir virus DEN-4, yaitu jenis virus yang paling sedikit ditemukan dan tidak bersifat ganas. Virus ini juga paling jarang diteliti, karena paling sedikit jumlah penyebarannya.
Baca juga: Jakarta Selatan gerebek jentik untuk cegah DBD
Ani menjabarkan, jumlah kasus DBD di Provinsi DKI Jakarta 2023 pada Mei sebanyak 373 kasus. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan awal 2023 pada Januari sebanyak sekitar 525 kasus, Februari 434 kasus, Maret 494 kasus, April 498 kasus, Mei 373 kasus dan tahun 2022 sebanyak 8.138 kasus.
"Bulan Mei-Juni Tahun 2023 kasusnya mengalami penurunan dibandingkan diawal Tahun 2023 (Januari-Februari) dan dibandingkan Tahun 2022, kasus 2023 mengalami penurunan," ungkap Ani.
"Hingga pekan keempat 2023, ada 710 kasus yang dilaporkan dari Nusa Tenggara Timur dan DKI Jakarta," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Imran Pambudi yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (21/6).