Kolombo (ANTARA News) - Peretas menyerang situs Kementerian Penerangan Sri Lanka dengan menyiarkan film dokumenter mengenai kejahatan perang selama konflik etnik di negara pulau itu, kata seorang pejabat, Senin.
Peretas, yang menamakan diri "H4x0r HuSsY", mengunggah sebuah link laporan Australian Broadcasting Corp mengenai kejahatan selama tahap-tahap akhir perang Sri Lanka dengan separatis Macan Tamil pada 2009.
"Berhenti bunuh warga Tamil tak berdosa! Atau siap-siap terima serangan dari kami!" kata pesan yang dipasang di situs itu, media.gov.lk.
Seorang pejabat di Kementerian Penerangan dan Media Massa mengatakan, situs itu diperbarui lagi pada Senin.
"Peretas melakukan penyusupan di situs itu pada akhir pekan, namun kami kini telah menyumbatnya," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Kementerian media diketahui melakukan penyensoran tidak resmi terhadap situs-situs berita yang dianggap anti-pemerintah dengan menekan penyedia layanan Internet setempat agar memblokir konten mereka.
Pemerintah Sri Lanka akan menghadapi kecaman lebih lanjut atas catatan hak asasinya selama perang dengan separatis Tamil pada pertemuan mendatang Dewan HAM PBB di Jenewa.
Pasukan Sri Lanka meluncurkan ofensif besar-besaran untuk menumpas kelompok pemberontak Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) pada 2009 yang mengakhiri perang etnik hampir empat dasawarsa di negara tersebut.
Namun, kemenangan pasukan Sri Lanka atas LTTE menyulut tuduhan-tuduhan luas mengenai pelanggaran hak asasi manusia.
Pada September 2011, Amnesti Internasional yang berkantor di London mengutip keterangan saksi mata dan pekerja bantuan yang mengatakan, sedikitnya 10.000 orang sipil tewas dalam tahap final ofensif militer terhadap gerilyawan Macan Tamil pada Mei 2009.
Pada April 2011, laporan panel yang dibentuk Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mencatat tuduhan-tuduhan kejahatan perang yang dilakukan kedua pihak.
Sri Lanka mengecam laporan komisi PBB itu sebagai "tidak masuk akal" dan mengatakan, laporan itu berat sebelah dan bergantung pada bukti subyektif dari sumber tanpa nama.
Sri Lanka menolak seruan internasional bagi penyelidikan kejahatan perang dan menekankan bahwa tidak ada warga sipil yang menjadi sasaran pasukan pemerintah. Namun, kelompok-kelompok HAM menyatakan, lebih dari 40.000 warga sipil mungkin tewas akibat aksi kedua pihak yang berperang.
Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.
Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.
PBB memperkirakan, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik separatis Tamil setelah pemberontak Macan Tamil muncul pada 1972.
Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.
Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak. Mayoritas penduduk Sri Lanka adalah warga Sinhala. (M014)
Peretas siarkan video kejahatan perang di situs pemerintah Sri Lanka
26 Februari 2013 02:27 WIB
Ilustrasi Peretas Internet (ANTARA News/Grafis)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013
Tags: