Bengkulu (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan Provinsi Bengkulu perlu mulai mengembangkan hilirisasi untuk produksi padi daerah mengingat provinsi berjuluk Bumi Raflesia itu memiliki sentra-sentra pertanian padi. "Harusnya beberapa daerah tadi seperti Lebong, Bengkulu Selatan yang punya produksi padi yang cukup baik itu bisa sampai dengan hilirisasinya," kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi di Bengkulu, Jumat.

Arief Prasetyo Adi juga menitipkan pesan agar Bulog setempat bisa terlibat langsung dalam upaya hilirisasi produksi pangan di Provinsi Bengkulu.

"Berikutnya lagi, hilirisasi saya pesan teman-teman Bulog hilirisasinya bisa sampai ke masyarakat, beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga hendaknya bisa sampai ke masyarakat," kata dia.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menyebutkan sektor hilirisasi daerah memang harus lebih ditingkatkan, sehingga meningkatkan nilai ekonomi maupun dapat melibatkan peran masyarakat setempat yang lebih banyak.

"Yang kedua kita mengefektifkan bagaimana penyaluran KUR sesuai dengan peruntukannya, sebagaimana komitmen kami pada sektor pertanian. Yang ketiga pengelolaan pascapanen terutama beras," kata dia.

Hal itu, menurut Gubernur Bengkulu mengingat Bengkulu sebenarnya surplus dalam produksi gabah daerah, namun kenyataannya daerah itu juga pada posisi defisit beras.

"Fakta lapangan memang mengatakan demikian, kami masih defisit beras. Inilah solusi yang harus dicarikan, bagaimana mensinergikan dan melakukan sebuah inovasi," kata RohiRohidi

Bengkulu menggelar kegiatan High Level Meeting Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Bengkulu pada Jumat 23 Juni 2023. Kegiatan dihadiri oleh Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu, Forkompinda dan Pemerintah kabupaten kota.

Baca juga: Gubernur Bengkulu pastikan ketersediaan beras cukup hingga Idul Fitri
Baca juga: 1,6 ton beras disalurkan untuk korban banjir di Bengkulu Tengah