Kepala Seksi (Kasi) Gizi Bidang Pembinaan Kesehatan Masyarakat (Binkesmas) Dinas Kesehatan Banten, Andi Suhardi di Serang, Senin mengatakan, hasil pemantauan status gizi balita di Provinsi Banten Tahun 2012 menunjukkan, sebanyak 60. 893 Balita di Banten mengalami gangguan gizi, dengan kategori gizi buruk 7.213 Balita, dan 53. 680 balita mengalami kekurangan gizi.
"Jumlah balita yang ada di Banten yang menjadi sasaran sebanyak 1. 124.758 balita. Namun Balita yang ditimbang sebanyak 830. 382 balita," kata Andi.
Sehingga, kata dia, jumlah balita gizi buruk sebanyak 7.213 atau 0,87 persen dan kekurangan gizi ada 53. 680 atau 6,46 persen.
Menurutnya, secara rinci dari jumlah gizi buruk di Banten sebanyak 7.213, paling banyak di wilayah Kabupaten Tangerang, Kabupaten Serang dan Kota Tangerang dan Kabupaten Pandeglang.
"Kalau dilihat dari kondisinya, balita penderita gizi buruk karena faktor daya beli atau ekonomi," kata Andi.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Banten, di Kabupaten Tangerang jumlah balita gizi buruk sebanyak 1.568 balita, Kabupaten Serang 1. 557 balita, Kota Tangerang ada 1. 273 balita mengalami gizi buruk dan Kabupaten Pandeglang 1.052 balita.
Menurutnya, jika dilihat dari prosentasi secara nasional, angka balita gizi buruk dan gizi kurang Banten lebih baik. Sebab dilihat dari angka nasional sebesar 4,7 sampai 5 persen, jumlah prosentase di Banten adalah 0, 69 persen lebih rendah dari angka nasional.
"Jadi Banten jauh lebih berhasil dan lebih baik dari angka rata-rata nasional," kata Andi.
Pihaknya terus berupaya dan fokus melakukan penanganan gizi buruk di Banten dengan memberikan penyuluhan dan pelatihan kepada tenaga medis, mulai dari rumah sakit sampai dengan tingkat pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) dan Posyandu yang berjumlah sekitar 10.152 posyandu.
"Tahun ini anggaran di Dinkes Banten untuk penanganan gizi buruk sebesar Rp9 miliar lebih, jauh lebih besar dari alokasi anggaran tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp5 miliar," katanya.
(M045/Z003)