Jakarta (ANTARA) - Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) merayakan Hari Lahir yang ke-63 pada Kamis dengan tema ,'Mencari Pancer Kebudayaan di Tengah Percaturan Ideologi. Angka 63 tahun usia Lesbumi NU diperoleh melalui penanggalan Hijriah, dimana Lesbumi pertama kali didirikan oleh Asrul Sani dan Usmar Ismail pada 21 Syawal 1381 H atau 28 Maret 1962 M.

"Makna filsafat tersebut merupakan adaptasi dari Filsafat Jawa, Sedulur Papat Limo Pancer (empat saudara dan menjadi lima sebagai pusatnya) yang dipopulerkan oleh Sunan Kalijaga," kata Ketua Lesbumi NU Jadul Maula dalam sambutannya pada acara tersebut di Teater H. Usmar Ismail, Jakarta, Kamis.

Jadul mengatakan pada filsafat tersebut terdapat kata pancer yang memiliki arti yang berdekatan pada Bahasa Bali, Sunda, dan Jawa.

Dia mengungkapkan pancer dalam Bahasa Bali artinya adalah akar, Bahasa Sunda artinya adalah sumber mata air, dan Bahasa Jawa artinya adalah ini pusat untuk menentukan arah mata angin.

"Dalam istilah filsafat kemanusiaan, pancer berarti ruh manusia pada saat dilahirkan ke Bumi, jadi terdapat empat unsur seperti ari-ari, darah, air ketuban, dan tali pusar yang disempurnakan oleh kelahiran manusia," ujarnya.

Menurutnya, jika manusia dapat membersamai keempat unsur seperti hal nya empat elemen kehidupan (air, udara, tanah, dan api), dan empat unsur nafsu manusia (nafsu biologis, duniawi, amarah, dan kebajikan) maka manusia akan menjadi kuat dalam menjalani kehidupan.

"Hal itulah yang mendasari kami mengambil tema tersebut dalam acara peringatan harlah ini," tuturnya.

Acara ini dilaksanakan pada Kamis, 22/6 yang diawali dengan bakti sosial dan ditutup dengan pentas seni serta pidato kebangsaan oleh Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf.

Baca juga: Lesbumi-LTNU PBNU gelar Pameran Komite Hijaz