"Saya mungkin mengingatkan dahulu, ya, saya di sini menyiapkan suatu cabang kesenian dari Bali, tari kecak. Pasti semuanya sudah tahu. Tari kecak itu di Bali 'kan biasanya ditarikan oleh pria. Akan tetapi, kali ini ditarikan semuanya oleh 3.000 wanita," kata Guruh Soekarno saat gladi kotor puncak peringatan Bulan Bung Karno di GBK, Kamis.
Diungkapkan oleh Guruh bahwa tarian ini pernah dilakukan oleh sang Proklamator RI pada tahun 1958 hingga pagelaran Asian Games 1962.
Tarian kecak yang ditarikan oleh wanita berawal dari ide Bung Karno mulai 1958, kemudian berlanjut hingga Asian Games ke-4. Hal inilah yang membuat Guruh ingin melanjutkannya.
"Bu Mega meminta saya untuk menyiapkan tarian kecak itu yang ditarikan oleh wanita, dan tarian ini saya beri judul biasanya kalau yang di Bali itu tradisional mengambil kisah Ramayana, tetapi ini tentang Bung Karno secara singkat. Maka, judulnya adalah Soekarnoyana, ya, kecak ini," tuturnya.
Guruh lantas menjelaskan, "Artinya kisah Ramayana artinya kisah Sri Rama, ya, riwayatnya Sri Rama. Soekarnoyana kisah atau riwayat tentang Soekarno."
Ia menyiapkan semuanya kurang lebih hanya 1 bulan. Sementara itu, untuk para penari tersebut didatangkan dari Jakarta dan sekitarnya. Kendati begitu, semua merepresentasikan keindonesiaan.
"Penarinya, tadinya sih saya pengin dari daerah-daerah. Akan tetapi, karena waktu yang sempit itu, saya memutuskan mengambil penari-penari dari Jakarta dan sekitarnya," tutur Guruh.
Jika para penari wanita ini tampil dalam acara tersebut, menurut dia, menunjukkan bahwa kaum perempuan juga bisa.
Baca juga: Puan sebut adanya kejutan di puncak Bulan Bung Karno 2023
Baca juga: Puan dan Hasto tinjau lokasi puncak Bulan Bung Karno 2023