Pekanbaru (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Riau Tyas Tinov menilai saat ini elektabilitas Partai Demokrat dan Partai Golkar sudah mulai seimbang buruknya dan sama-sama mengalami pemerosotan cukup tajam.

"Hal itu pascapenetapan tersangka Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dan juga penetapan status tersangka Gubernur Riau HM Rusli Zainal selaku petinggi Golkar di Riau," kata Tyas di Pekanbaru, Senin.

Sebelumnya, demikian Tyas, citra Partai Demokrat lebih diuntungkan karena Rusli ditetapkan sebagai tersangka untuk dua kasus sekaligus, baik korupsi kehutanan maupun korupsi PON ke XVIII 2012.

Namun saat ini, kata dia, justru bakal berimbang mengingat seluruh media massa juga telah menyorot penetapan tersangka Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum untuk kasus korupsi Hambalang.

"Untuk pemilihan Gubernur Riau yang akan dilaksanakan tidak lama lagi, dua partai ini sama mengalami pemerosotan elektabilitas," katanya.

Dengan demikian, kata dia, menjadi kerja keras bagi para kader kedua partai ini untuk bagaimana agar publik kembali mempercayai kandidat calon gubernur dari Demokrat atau Golkar.

"Namun kalau dilihat, Demokrat masih partai yang diuntungkan atas penetapan tersangka petinggi Golkar Riau yang juga seorang gubernur," katanya.

Kalau dilihat dari sisi politiknya, kata dia, ketika seorang petinggi Partai Golkar terbelit masalah hukum, maka tentunya akan ada partai lain yang diuntungkan.

Untuk di Riau, menurutnya, fenomena itu sepertinya dimanfaatkan oleh Partai Demokrat.

Apalagi, kata dia, jika Gubernur Riau ditahan, maka akan lebih memberikan peluang bagi kader Partai Demokrat untuk lebih mengokohkan diri saat pemilihan kepala daerah Riau dilaksanakan.

"Saat ini petinggi Partai Demokrat menduduki posisi sebagai wakil gubernur. Kalau Rusli ditahan, maka orang yang paling diuntungkan adalah wakil gubernur," katanya.

Saat ini jabatan Wakil Gubernur Riau diduduki oleh H Mambang Mit yang juga merupakan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Demokrat Riau.

"Golkar sebaiknya mewaspadai kondisi ini, keterpurukan seorang kader bisa berpotensi menjatuhkan citra partai," katanya. (FZR)