Sonatrach Aljazair perkuat keamanan setelah serangan
25 Februari 2013 08:38 WIB
Ilustrasi. Kota Amanas dengan kilang gas (tak berhubungan dengan penyanderaan) di Aljazair terlihat dalam gambar yang diambil menggunakan satelit SPOT 6, dibangun dan dioperasikan oleh Astrium, pada 8 Januari dan dirilis kepada Reuters pada Sabtu (19/1). (REUTERS/Astrium/Handout)
Aljiers (ANTARA News) - Raksasa energi Aljazair, Sonatrach berjanji akan memperkuat langkah keamanan di instalasi energinya di seluruh negeri tersebut, setelah serangan mematikan terhadap kompleks ladang gas di Aljazair selatan pada Januari, demikian laporan radio nasional.
Abdelhamid Zerguine, CEO Sonatrach, Minggu, mengatakan, "Kami mengkaji semua langkah keamanan ini dalam upaya memperkuatnya. Kami mengajukan usul, dan kami akan menerapkan rencana baru ini segera setelah itu sesuai dengan peraturan."
Ia mengatakan kegagalan keamanan adalah tak adanya penjaga keamanan bersenjata di dalam lokasi produksi di ladang gas Tiguentourine, yang diserang oleh gerilyawan pada pertengahan Januari.
"Peraturan internal tak mengizinkan kehadiran personel bersenjata. Di dalam usul baru itu, kami akan meminta personel bersenjata untuk mengamankan lokasi terpencil," kata Zerguine, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pada 16 Januari, kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Al Qaida menyerang kompleks Tiguentourine In Amenas, sekitar 1.700 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Aljazair, Aljiers.
Mereka menculik sebanyak 800 pekerja dari berbagai negara, kebanyakan dari mereka dibebaskan oleh operasi penyelamatan Aljazair dalam beberapa hari sesudahnya.
(C003)
Abdelhamid Zerguine, CEO Sonatrach, Minggu, mengatakan, "Kami mengkaji semua langkah keamanan ini dalam upaya memperkuatnya. Kami mengajukan usul, dan kami akan menerapkan rencana baru ini segera setelah itu sesuai dengan peraturan."
Ia mengatakan kegagalan keamanan adalah tak adanya penjaga keamanan bersenjata di dalam lokasi produksi di ladang gas Tiguentourine, yang diserang oleh gerilyawan pada pertengahan Januari.
"Peraturan internal tak mengizinkan kehadiran personel bersenjata. Di dalam usul baru itu, kami akan meminta personel bersenjata untuk mengamankan lokasi terpencil," kata Zerguine, sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Pada 16 Januari, kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Al Qaida menyerang kompleks Tiguentourine In Amenas, sekitar 1.700 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Aljazair, Aljiers.
Mereka menculik sebanyak 800 pekerja dari berbagai negara, kebanyakan dari mereka dibebaskan oleh operasi penyelamatan Aljazair dalam beberapa hari sesudahnya.
(C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013
Tags: