Mumbai (ANTARA) - Impor minyak sawit India pada Juni akan melonjak 46 persen dari bulan lalu ke level tertinggi dalam tiga bulan karena pembeli memanfaatkan penurunan harga ke level terendah dalam 28 bulan untuk meningkatkan pembelian, lima dealer mengatakan kepada Reuters, Kamis.

Rebound pembelian oleh importir minyak nabati terbesar dunia itu akan mendukung minyak sawit berjangka Malaysia dan membantu produsen utama Indonesia dan Malaysia untuk memangkas persediaan.

Impor minyak sawit oleh India naik menjadi 640.000 ton pada Juni, dari 439.173 ton pada Mei, menurut estimasi rata-rata dari para dealer.

Impor Mei adalah yang terendah sejak Februari 2021 karena minyak tropis itu mulai diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan minyak kedelai dan minyak bunga matahari selama beberapa bulan terakhir, mendorong pembeli untuk beralih ke soft oils yang lebih murah.

Koreksi harga baru-baru ini membuat minyak sawit kompetitif lagi dan mendorong pembeli untuk meningkatkan pembelian untuk pengiriman Juni, kata Rajesh Patel, mitra pengelola di GGN Research, pedagang dan broker minyak nabati.

Pembeli Asia yang sensitif terhadap harga biasanya bergantung pada minyak sawit karena biaya rendah dan waktu pengiriman yang cepat.

Impor minyak kedelai India pada Juni akan melonjak 40 persen dari bulan lalu menjadi 445.000 ton, menurut para dealer.

Pembeli meningkatkan pembelian minyak kedelai pada Mei untuk pengiriman Juni karena minyak sawit diperdagangkan dengan harga premium, kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, sebuah perusahaan pialang dan konsultan minyak nabati.

Impor minyak bunga matahari negara itu pada Juni diperkirakan turun 19 persen dari bulan lalu menjadi 240.000 ton, kata dealer.

India membeli minyak sawit terutama dari indonesia, Malaysia, dan Thailand, sementara India mengimpor minyak kedelai dan minyak bunga matahari dari Argentina, Brasil, Rusia, dan Ukraina.