Jakarta (ANTARA) - Bangunan menjulang mirip bukit yang dibelah namun memiliki cerobong lengkap dengan asap putih melambung tinggi terlihat dari berbagai sudut Ibu Kota Denmark, Kopenhagen.

Asap putih tersebut berasal dari pembakaran sampah rumah tangga yang tidak bisa didaur ulang lagi sehingga dibakar dan diubah menjadi uap panas sebagai sumber listrik bagi sekitar 30 ribu rumah tangga dan pemanas bagi 72 ribu rumah tangga di Kopenhagen dan kota-kota sekitarnya.

Sampah-sampah itu berasal dari 600 ribu warga dan 68 ribu tempat usaha yang berasal dari Kopenhagen dan empat kotamadya di sekitarnya yaitu Dragør, Frederiksberg, Hvidovre, dan Tårnby.

Adapun bangunan tempat pengolahan sampah atau lebih tepatnya pembangkit listrik tenaga sampah itu disebut Amager Bakke atau Copenhill. Fasilitas itu punya dua nama karena punya dua fungsi yang berbeda dengan pengelola yang juga berbeda.

Pertama adalah pengolahan sampah menjadi listrik (Amager Bakke) dilakukan oleh Amager Resource Center (ARC) yang dimiliki oleh lima kota madya (Kopenhagen, Dragør, Frederiksberg, Hvidovre, dan Tårnby). Fungsi kedua adalah area rekreasi yang meliputi lintasan ski dan snowboarding sepanjang 450 meter, jalur hiking/lari sepanjang 500 meter, serta tempat latihan panjat tebing setinggi 85 meter yang dijalankan perusahaan bernama Copenhill.

Bila pembangkit listrik mengambil area di dalam bangunan, lokasi rekreasi berada di puncak bukit buatan atau di atap pembangkit yang juga menyediakan kafe dan bar, tempat penyewaan alat ski, hingga pemandangan ke seantero Kopenhagen.


Pengolahan sampah

Head of Press Relations Amager Resource Center (ARC) Sune Martin Scheibye dalam penjelasannya kepada sembilan jurnalis asal Indonesia dalam program "Indonesian Climate Journalist Network" (ICJN) yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) bersama Kedutaan Besar Denmark menjelaskan bahwa tujuan utama pembangunan pembangkit listrik tersebut untuk mengurangi jumlah sampah yang ditumpuk di daratan, khususnya limbah yang tidak dapat didaur ulang.

Sejak dibuka pada 2019, Amager Bakke setinggi 50 meter itu, menurut Sune, ingin memberikan kontribusi langsung kepada publik.

"Karena pembiayaan kami berasal dari lima kota madya tersebut, jadi kami tidak mencari profit. Kami ingin memberikan kembali kepada publik maka kami membuat fasilitas di atap untuk area rekreasi," kata Sune pada pertengahan Juni 2023.
Head of Pres Relations Amager Resource Center (ARC) Sune Martin Scheibye menjelaskan cara kerja Amager Bakke di Kopenhagen, Denmark pada Senin (12/6/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Pembangunannya sendiri dimulai dari kompetisi desain pada 2011 sehingga didapat rancangan unik dengan total luas bangunan 16 ribu meter persegi senilai 3,5 miliar krona Denmark (sekitar Rp7,7 triliun).

Dalam sehari, ada 250-300 truk pembawa sampah yang datang untuk diperiksa secara acak demi memastikan sampah yang dibawa cocok untuk dibakar dalam insinerator. Dalam setahun, Amager Bakke menerima sekitar 560 ribu ton sampah tidak bisa didaur ulang.

Setelah truk pengangkut sampah tiba di lantai dasar Amager Bakke, sampah dimasukkan ke dalam silo logam dengan lebar 30 meter, panjang 50 meter dan tinggi 36 meter. Silo tersebut dapat menampung 22 ribu ton sampah atau setara 3 minggu sampah yang dibawa ke Amager Bakke.

Terdapat crane dengan penjepit raksasa yang dapat mengangkat hingga 15 ton sampah sekaligus berfungsi untuk mengaduk sampah agar menjadi massa yang seragam. Konsistensi keseragaman sampah dibutuhkan agar pembakaran stabil. Semua dikendalikan dari ruang kontrol berkaca yang berada persis di samping silo.
Seorang pekerja sedang mengawasi proses "pengadukan" sampah dalam silo di fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Amager Bakke, Kopenhagen, Denmark pada Senin (12/6/2023). ANTARA/Desca Lidya Natalia

Untuk mengurangi bau tidak sedap dari sampah, silo memiliki tekanan udara lebih rendah dibanding sekitarnya. Udara yang diekstraksi dari ruang bongkar untuk digunakan dalam insinerator (tungku).

Amager Bakke memiliki dua insinerator yang masing-masing memiliki kapasitas 25-42 ton sampah per jam pada suhu 950 - 1.100 derajat celcius. Untuk setiap ton sampah, Amager Bakke dapat menghasilkan 2,7 megaWatt hour (MWh) pemanas distrik dan 0,8 MWh listrik.

Setelah sampah terbakar, sekitar 17-20 persen tersisa ampas bijih yang terdiri atas kerikil, pasir, logam, dan bahan tidak mudah terbakar lainnya.

Ampas bijih tersebut lalu dikumpulkan dalam silo terpisah dan diaduk dalam air selama 3-4 bulan agar partikel-partikel logam berat dapat menyatu. Dari proses itu, setiap 200 kg ampas besi didapat ekstrak 10-15 kg logam yang didaur ulang sedangkan ampas dengan kandungan material keras lain digunakan di proyek-proyek konstruksi.

Uap pembakaran itu kemudian dialirkan ke dua ketel yang terdiri dari kotak besar dengan sejumlah pipa yang berdekatan untuk membawa air bertekanan tinggi. Insinerator terhubung dengan masing-masing ketel tersebut sehingga uap panas dari insinerator masuk dan memanaskan air dalam pipa-pipa tersebut. Setiap ketel dapat menghasilkan hingga 137 ton uap per jam.

Uap dari kedua ketel dikumpulkan dalam sebuah pipa uap dan dialirkan ke turbin uap dan dapat dapat memproduksi listrik hingga 63 MW.

Setelah turbin bergerak dari tekanan dan panas dari uap, masih ada sisa energi panas yang dialirkan ke heat exchanger milik distrik untuk selanjutnya dipompa ke jaringan pemanas air distrik. Produksi pemanas air tersebut dapat mencapai 247 MW atau menyuplai hingga 30 persen kebutuhan pemanas air warga Kopenhagen dan sekitarnya.

Amager Bakke sendiri menyesuaikan produksi listrik dan pemanas berdasarkan kebutuhan konsumen di 5 kotamadya. Bila listrik lebih banyak dibutuhkan maka uap akan dialirkan lebih banyak ke turbin namun bila publik lebih membutuhkan pemanas maka uap akan melewati turbin dan langsung menuju heat exchangers.

Di Amager Bakke, uap yang dihasilkan juga harus dimurnikan. Setiap insinerator memiliki sistem pemurnian berlapis yang terdiri dari filter elektrik, katalis, tiga scrubber, dan filter abu. Sistem pemurnian asap Amager Bakke adalah salah satu yang terbaik di dunia karena menjadi pabrik energi limbah pertama di Denmark yang dilengkapi dengan katalis untuk menghilangkan nitrogen oksida (NOx) sehingga asap putih yang keluar dari cerobong setinggi 123 meter benar-benar rendah emisi.
Rombongan kepada jurnalis dalam program Indonesian Climate Journalist Network mempelajari proses kerja fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Amager Bakke, Kopenhagen, Denmark. ANTARA/HO-FPCI


"Namun memang satu yang paling sulit diolah hingga saat adalah debu dari pembakaran, tapi emisi buang kami tinggal 15 persen," ungkap Sune.

Sedangkan untuk air limbah yang berasal dari sampah, termasuk dari insenerator. Saat beroperasi penuh, dua insenerator bekerja.

Pada beban penuh di dua pembakar sampah, dihasilkan hingga 13 meter kubik air limbah per jam dengan kadar pH antara 0,5 - 2,5 sehingga harus dinetralkan melalui empat langkah dalam proses kimia.

Seluruh proses di fasilitas tersebut pun dimonitor selama 24 jam dan 356 hari dalam setahun sehingga dapat terus beroperasi tanpa henti untuk menyuplai listrik dan pemanas air bagi warga.

"Kami menjadi fasilitas pengolahan sampah sekaligus penghasil listrik terbersih di dunia," ungkap Sune.

Terkini, Amager Bakke pada 24 Juni 2021 mulai menerapkan teknologi carbon capture yaitu proses untuk menangkap karbon dioksida (CO2) dari proses pembangkit listrik agar tidak masuk ke atmosfer lalu disimpan di bawah tanah dan diolah untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi. Amager Bakke ditargekan dapat menangkap 500 ribu ton CO2 per tahun sehingga menjadikan Kopenhagen CO2 netral.

Sune menyebut, dengan berkurangnya produksi sampah di Kopenhagen dan sekitarnya, Amager Bakke mengimpor sampah dari negara tetangga seperti negara-negara Skandinavia dan Inggris karena mereka ingin agar Amager Bakke mengelola sampah mereka.


Area rekreasi

Sedangkan area rekreasi yang dikelola oleh Copenhill sengaja dibuat agar publik dapat merasakan sensasi bermain ski dan snowboard di tengah Kota Kopenhagen.

"Bila kalian keluar dan mengambil lift lain yang berada di luar, kalian dapat sampai ke area rekreasi. Di sana ada lokasi ski, latihan panjat tebing, kafe, dan berbagai hal yang tidak terkait dengan pengolahan sampah, di sanalah kami mengambil profit," ungkap Sune sambil tertawa.
Sejumlah pengunjung tampak melakukan olahraga ski di fasilitas Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Amager Bakke, Kopenhagen, Denmark. ANTARA/HO-Press/CopenHill


Memang saat tiba di atap Copenhill, pengunjung ditawarkan dengan pemandangan Kopenhagen dari atas termasuk jejeran kincir angin sebagai bagian pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai. Terdapat juga taman yang yang berada di atap Copenhill.

Lintasan ski dan snowboarding di Copenhill terbuat dari Neveplast (plastik hijau). Bila pengunjung tidak punya alat olahraga, pengunjung bisa menyewa di rental ski di lokasi yang sama.

Karena berada di ketinggian 78 meter, area rekreasi Copen Hill juga bisa berfungsi sebagai lokasi latihan lari trail atau hiking sepanjang 450 meter dengan elevasi 5-35 derajat.

Tidak ketinggalan dinding panjat tebing setinggi 85 meter dengan lebar 10 meter. Namun, bila seluruh aktivitas luar ruang itu dinilai terlalu berat untuk anak-anak di bawah 18 tahun, anak-anak dapat bermain seluncur menggunakan ban bekas di halaman Copenhill hanya dengan membayar 50 krona Denmark (sekitar Rp110 ribu).

Bagi pengunjung yang ingin menikmati tur keliling Amager Bakke dan Copen Hill serta mempelajari seluruh bangunan mulai dari arsitektur hingga lintasan ski, pengelola juga menyediakan tur kelompok dengan minimal 10 orang seharga 160 krona Denmark (sekitar Rp350 ribu) per orang.

Akhirnya, menggabungkan aktivitas pengelolaan sampah, produksi listrik, hingga rekreasi di kawasan metropolitan Kopenhagen menjadi nyata di Amager Bakke/Copen Hill.


Editor: Achmad Zaenal M