Addis Ababa (ANTARA News) - Para pemimpin Afrika, Minggu, menandatangani satu perjanjian yang bertujuan untuk menghentikan konflik di daerah timur Republik Demokratik Kongo (DRC).

"Harapan saya adalah rencana perdamaian itu akan dapat membawa era perdamaian dan stabilitas bagi rakyat Republik Demokratik Kongo dan kawasan itu," kata Sekjen PBB Ban Ki-moon, yang menghadiri acara penandatanganan perjanjian itu di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa.

AFP melaporkan perjanjian itu dapat mengarah pada pembentukan satu brigade intervensi khusus PBB di DRC timur untuk memerangi kelompok-kelompok pemberontak serta usaha-usaha politik baru.

Daerah timur DRC yang kaya mineral, dilanda konflik yang melibatkan banyak kelompok bersenjata dalam dua dasawarsa belakangan ini, dengan gerakan-gerakan baru pemberontak muncul dan beberapa dari mereka mendapat dukungan dari negara-negara tetangga.

Aksi kekerasan terakhir terjadi pada 2012 dan memuncak dalam pemberontakan gerakan 23 Maret (M23) yang sempat merebut kota penting Goma pada November tahun lalu.

Para pemimpin atau wakil-wakil dari 11 negara regional menandatangani dokumen itu, setelah usaha pertama untuk mencapai perjanjian perdamaian yang ditandatangani bulan lalu ditangguhkan pada saat terakhir.

(H-RN)