Jakarta (ANTARA News) - Banyak orang mengacuhkan pentingnya ketersediaan cairan dalam tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi yang berbahaya.

"Cairan di dalam tubuh biasanya selalu dilupakan seseorang. Selalu dipikirnya kalau bicara makanan hanya terdiri dari nutrisi makro dan mikro, padahal nutrisi itu tanpa cairan tidak bisa bekerja maksimal," ujar Dokter Sub Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K) di sela-sela acara Pocari Sweat Conference ke-10, di Jakarta, Sabtu.

Titis menjelaskan bahwa keberadaan cairan dalam tubuh penting untuk mempertahankan status hidrasi. Kebutuhan cairan dalam tubuh akan meningkat drastis saat seseorang menderita demam, diare dan muntah-muntah.

"Kebutuhan cairan tubuh orang dewasa sebanyak 2.000 hingga 2.500 mililiter per hari. Mayoritas tubuh manusia terdiri dari cairan. Di dalam tubuh perempuan, 55 persen diantaranya merupakan cairan, sementara di dalam tubuh laki-laki terdiri dari 60 persen cairan," kata Titis lagi.

"Sedangkan bagi anak-anak 75 persen tubuhnya merupakan cairan. Sehingga wajar jika anak terserang diare, tubuhnya langsung `drop`, seperti tanaman yang layu," kata dia.

Ia mengatakan efek dehidrasi yang mungkin terjadi terhadap tubuh antara lain suhu tubuh meningkat, serta berpotensi mengalami kram lebih tinggi saat berolahraga.

Di bagian lain dia mengingatkan bahwa orang tua wajib mewaspadai terjadinya dehidrasi pada anak, dengan memperhatikan berbagai pertanda salah satunya anak tidak buang air kecil dalam enam jam. Ciri lain anak dehidrasi yakni kelopak mata cekung, serta kalau dicubit kulit sulit kembali ke posisi semula.

(ANT)