Pangkalpinang (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan evaluasi program dan kegiatan dalam percepatan penurunan stunting yang sudah dilaksanakan selama enam bulan terakhir.

"Kami bersama seluruh instansi terkait dan tim percepatan penurunan stunting (TPPS) telah menggelar rapat koordinasi untuk mengevaluasi berbagai program dan kegiatan yang sudah dilaksanakan selama ini, melalui kegiatan ini kami harapkan bisa melakukan perbaikan," kata Kepala BKKBN Provinsi Babel Fazar Supriadi Sentosa di Pangkalpinang, Rabu.

Selain itu, dalam rapat koordinasi dan konsolidasi tersebut juga untuk melihat berbagai kelemahan dalam menjalankan program dan kegiatan yang sudah dilakukan agar ke depan menjadi lebih baik dan dalam koridor persepsi yang sama.

Ia mengatakan program yang dicanangkan Penjabat Gubernur Babel beberapa hari lalu dapat mengurangi kasus stunting di daerah dan TPPS lebih leluasa dalam bergerak sehingga target prevalensi 14 persen pada 2024 bisa tercapai.

"Pada tahun lalu angka prevalensi stunting di Babel 18,5 persen, tahun depan kita kejar agar bisa turun hingga 14 persen," ujarnya.

Baca juga: Dinkes: Stunting Bangka Selatan tertinggi di Babel
Baca juga: Pj Gubernur Babel temui Wamenkes atasi stunting


Melalui rapat koordinasi tersebut telah disepakati beberapa rekomendasi yang akan dilaksanakan pada tahun ini, antara lain menyusun kebijakan tentang percepatan penurunan stunting sebagai bentuk komitmen dan visi kepemimpinan, menginstruksikan TPPS untuk melakukan koordinasi melalui wadah-wadah pertemuan semacam rekonsiliasi dan penyebarluasan informasi atas hasil pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program.

Selanjutnya, Bappeda Provinsi Babel dapat melakukan inventarisasi kelemahan program untuk disampaikan pada saat rapat koordinasi di tingkat nasional, sekaligus memberi masukan kepada Pemerintah Pusat terkait program dan kegiatan yang dilakukan di daerah.

"Selain itu kita juga akan menyusun laporan kinerja dan laporan keuangan penyelenggaraan percepatan stunting secara berkala," katanya.

Ia berharap rekomendasi yang disampaikan bisa ditindaklanjuti dengan melibatkan lintas sektor terkait, dan menjadi masukan bagi perbaikan pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Babel," ujarnya.

Baca juga: Menko PMK apresiasi upaya penanganan stunting di Bangka Belitung
Baca juga: BKKBN Babel apresiasi inovasi daerah turunkan stunting


Berdasarkan hasil studi status gizi Indonesia (SSGI), angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2022 sebanyak 21,6 persen, sedangkan di Babel pada 2021 mencapai 18,6 persen dan 2022 turun menjadi 18,5 persen.

"Melihat tren penurunan angka prevalensi stunting ini, Babel dianggap belum meyakinkan untuk mencapai target angka prevalensi 14 persen pada 2024 sehingga kita secara bersama-sama perlu lebih serius lagi menjalankan berbagai aksi yang sudah disepakati," ujarnya.

Upaya percepatan yang dilakukan di daerah tersebut sesuai dengan diterbitkannya Perpres Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan penurunan stunting dan ditindaklanjuti oleh Kepala BKKBN dengan menerbitkan Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 tentang Rencana aksi nasional percepatan penurunan angka stunting Indonesia tahun 2021-2024.

"Usaha untuk menurunkan angka prevalensi stunting di Babel butuh kerja dan dukungan ekstra karena target prevalensi stunting yang sudah kita tetapkan 14 persen. Ini tidak mudah, oleh karena itu kesungguhan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan sangat menentukan, khususnya para petugas TPPS," kata Fazar.

Menurut dia, strategi intervensi dari hulu melalui kegiatan prioritas mencegah lahirnya anak stunting, mengoptimalkan peran tenaga lapangan untuk memberi pendampingan kepada keluarga risiko stunting perlu terus dilakukan untuk mewujudkan Indonesia Emas, yakni membentuk keluarga muda sehat dan produktif.

Baca juga: Sumsel jadi daerah penurunan prevalensi stunting tertinggi nasional
Baca juga: Kepala BKKBN: Perilaku hidup sehat cara mudah untuk cegah stunting
Baca juga: Mahasiswa Unipa dilibatkan BKKBN tekan stunting di Papua Barat