"Kami ingin politisi nasional mengacu pada iklim tanpa memilih a, b, dan c. Kami ingin pemimpin politik menjadikan iklim sebagai agenda mereka," ujar Dino Patti Djalal dalam konferensi pers Indonesia Net Zero Summit 2023 di Bakoel Koffie, Jakarta, Rabu.
Dino menuturkan pihaknya ingin menjadikan tahun 2024 sebagai pemilihan umum (pemilu) pertama dalam sejarah Indonesia yang dominan membahas isu perubahan iklim.
Menurutnya, hal ini peluang yang besar karena yang menentukan nasib pemilu adalah generasi muda. Porsi generasi muda yang terlibat dalam pesta demokrasi tahun depan mencapai angka 60 persen.
Baca juga: Dino Patti Jalal: Agenda iklim tentukan kesuksesan Presidensi G20
NDC merupakan dokumen yang memuat rencana aksi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.
Director of Climate Unit FPCI Esther Tamara mengatakan bila mengacu sains ada jatah emisi karbon yang membatasi kenaikan suhu maksimum 1,5 derajat Celsius.
Jatah emisi karbon itu akan habis tahun 2030 atau bahkan sebelum tahun 2030.
Menurut dia, jika jatah itu terlampaui karena emisi yang terus keluar bisa berdampak buruk terhadap aspek lingkungan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi, sehingga calon pemimpin harus punya visi dan misi yang jelas terhadap perubahan iklim.
Baca juga: Yayasan Madani ajak pilih pemimpin peduli dampak perubahan iklim
Baca juga: Sejumlah anak muda ingin krisis iklim jadi topik kampanye Pemilu 2024