Badan Usaha Milik Negara itu melakukan pemberdayaan terhadap penduduk Kampung Kedung Asem di Surabaya, Jawa Timur. Kampung itu memiliki produk andalan buah naga.
Penduduk kampung juga memiliki usaha ecoprint, pengelolaan lingkungan melalui sekolah hijau, pengelolaan instalasi pengolahan limbah, kolam lele, hingga koperasi.
Kampung Kedung Asem digadang menjadi destinasi wisata yang mampu menarik wisatawan asing melalui kapal pesiar dan menciptakan destinasi wisata pelabuhan.
"Produk-produk tersebut menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan secara mandiri. Saat surplus bisa dijual ke masyarakat umum," kata Febrianto.
Selain memberdayakan penduduk Kampung Kedung Asem, Pelindo juga memberdayakan penduduk Desa Marparan di Madura, Jawa Timur.
Warga lokal memperoleh program pemberdayaan terkait budidaya kepiting bakau. Jalur tracking mangrove dan ekowisata juga dibangun agar desa itu kian sejahtera dan mandiri.
Baca juga: Wisata edukopi di Bukit Manjai
Sekretaris Deputi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Dirhansyah mengapresiasi program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan melalui skema pentahelix.
Model kolaborasi pentahelix menjadi kunci dalam pengembangan desa dan kawasan pedesaan di Indonesia.
"Kemajuan kampung di sini bisa dijadikan contoh (pengembangan masyarakat desa)," kata Dirhansyah.
Ketua RW V Wisma Kedung Asem Didik Edy Susilo menuturkan kampungnya lahir atas kreasi pada warga dan kini sudah menular ke kampung-kampung lain.
Baca juga: Produsen kayu olahan kembangkan wisata lingkungan di Jawa Tengah