Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo mengingatkan seluruh jajarannya untuk meninggalkan pola kepemimpinan model lama, yakni pola memerintah dengan menjadi pemimpin yang melayani anggotanya dan masyarakat.

"Ini penting untuk saya sampaikan kepada rekan-rekan, pola kepemimpinan sekarang sudah jauh berubah, kalau dulu hanya memerintah, maka sekarang sebaliknya. Rekan-rekan justru harus melayani," kata Sigit kepada 231 wisudawan Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dalam upacara wisuda di Lemdiklat Polri, Jakarta, disaksikan lewat kanal YouTube STIK Polri, Rabu.

Jenderal bintang empat itu menjelaskan, pemimpin yang melayani itu, adalah melayani anggotanya yang mengalami kesulitan, apa pun jenis kesulitan yang dihadapi, baik yang sedang mengalami persoalan keluarga, atau sedang mengalami permasalahan-permasalahan pada saat melaksanakan tugas, yang membuat anggota tersebut gamang, dan tidak berani melapor kepada atasannya.

Baca juga: Kapolri perintahkan Propam pecat dan pidanakan AKP SW

Baca juga: Kapolri angkat isu TPPO pada ajang ASEAN SOMTC 2023


Atau bahkan anggota yang karena terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang diyakininya selama ini benar, sehingga di situlah para pimpinan Polri harus turun untuk melayani apa yang menjadi masalah anak buahnya.

"(Jika anak buah ada masalah) panggil, ajak bicara," ucap Sigit.

Kepemimpinan yang melayani juga berlaku untuk masyarakat, lanjut Sigit. Pimpinan Polri wajib mendengarkan, mencari tahu apa yang menjadi kesulitan masyarakat.

Meski pekerjaan itu tentu tidak mudah, namun menjadi kewajiban setiap anggota Polri sebagai pelayan publik. Sehingga masyarakat harus menjadi prioritas, sedangkan masalah anggota menjadi bagian yang harus dilaksanakan.

Hal ini penting, kata Sigit, karena bila pemimpin terbiasa duduk di belakang meja, dan melimpahkan sepenuhnya pekerjaan kepada anggota tanpa disertakan dengan pengawasan yang melekat, sehingga anggota tersebut melakukan kesalahan yang berdampak pada institusi.

Ia mengingatkan di era citizen jurnalism akan berdampak bagi kepemimpinan yang tidak melayani dan mengayomi anggota maupun masyarakat. Karena sekecil apa pun masalah yang terjadi di suatu wilayah kemudian akan membesar, terlebih bila menarik perhatian publik akan berdampak kepada organisasi Polri.

Baca juga: Kapolri ingatkan jajaran lakukan kebaikan setiap hari

"Jadi tempatkan masyarakat menjadi prioritas, memecahkan masalah anggota menjadi bagian yang harus dilaksanakan. Bukan waktunya lagi duduk di belakang meja," ujar Sigit.

Para alumni STIK 2023, kata Sigit, hendaknya dapat memberikan contoh dari ilmu yang diperoleh selama pendidikan, karena lulusan SI, S2 dan S3 STIK Polri akan menjadi supervisor yang berada di garis terdepan.

Sigit berharap, ilmu yang diperoleh selama pendidikan dapat dipraktikkan. Mengajarkan anggota untuk menjalankan tugas sesuai aturan, mengawasi dan saling mengingatkan bahwa Polri adalah institusi besar yang harus dijaga.

"Ini butuh soliditas antara pimpinan dan anak buah. Antara rekan-rekan semua di level yang sama, maupun dari bawah ke atasan, karena ini kerja sama, dan tidak mungkin rekan-rekan mengerjakan sendiri," tutur Sigit.

STIK Lemdiklat Polri mewisuda lulusan tahun ajaran 2023, terdiri atas 207 lulusan Prodi S1, 20 lulusan Prodi S2 (master), dan empat lulusan Prodi S3 (doktoral).