Lewoleba (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur mengoptimalkan keberadaan rumah warga sebagai pondok wisata (homestay) bagi wisatawan yang berkunjung ke desa-desa wisata.

"Untuk desa wisata, homestay yang digunakan itu rumah-rumah warga. Jadi kita optimalkan rumah warga yang berfungsi sebagai tempat menginap," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata, Yakobus Andreas Wuwur di Lewoleba, Kabupaten Lembata, Rabu.

Pondok wisata atau homestay merupakan salah satu unsur amenitas pariwisata yang berkaitan dengan akomodasi bagi pengunjung atau wisatawan.

Untuk lebih menonjolkan kehidupan sosial dan budaya masyarakat di desa wisata, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pun menyiapkan rumah-rumah warga untuk menjadi pondok wisata.

Yakobus mengatakan dinas setempat mulai membiasakan warga untuk meningkatkan penyediaan sarana seperti kamar tidur dan fasilitas mandi yang nyaman serta bentuk pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung ke desa wisata.

Dia menyebut kesiapan yang dilakukan tidak terlalu muluk-muluk seperti hotel, tapi bagaimana warga yang menjadikan rumahnya sebagai pondok wisata dapat memahami cara melayani tamu dengan prima.

Warga juga dioptimalkan untuk menyediakan kamar yang bersih, rapi, memiliki air yang cukup dan kebutuhan makanan seperti pangan lokal.

"Wisatawan akan senang karena bagi mereka homestay itu tempat nyaman dan menyenangkan, tidak butuh yang mewah," katanya menambahkan.

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Lembata dalam menu dan sub kegiatan tahun 2023 ingin mendorong tumbuh kembang desa wisata.

Oleh karena itu semua kegiatan telah diarahkan ke desa wisata sehingga peserta kegiatan bisa langsung memanfaatkan rumah warga sebagai tempat menginap.

Dengan adanya contoh tersebut, masyarakat pun diajarkan untuk memiliki kebiasaan melayani tamu, sehingga bisa siap menerima kunjungan wisatawan dari luar Lembata.

"Bulan ini tanggal 26 sampai 29 ada kegiatan pelatihan pemandu wisata yang dipusatkan di desa wisata Riang Bao di Kecamatan Ile Ape dan tiga malam menginap di rumah warga. Itu jadi praktik homestay, bagaimana kesiapan masyarakat," kata Yakobus menjelaskan.

Tak hanya berhenti di situ, Yakobus berkomitmen untuk mendorong instansi lain dengan pendekatan yang sama untuk melakukan kegiatan di desa wisata sehingga bisa memberi dampak bagi kesejahteraan warga desa.

"Kalau ada kegiatan dari instansi lain yang melakukan pendekatan yang sama, masyarakat harus siap," katanya berharap.

Baca juga: Lembata perkuat desa wisata sebagai daya tarik pariwisata
Baca juga: Pemkab Lembata terima patung Anton Enga Tifaona jadi aset daerah
Baca juga: Pemkab Lembata promosikan pariwisata lewat Festival Uyelewun