Jakarta (ANTARA) - Tenaga Cadangan Kesehatan Indonesia telah berkiprah dalam sejumlah misi kemanusiaan di lokasi bencana tingkat regional hingga internasional, meski di usianya yang saat ini belum genap setahun.

"Pada awal Februari 2023, terjadi gempa bumi di Turki. Paginya kami kumpul dengan tenaga cadangan ini dan dalam satu jam sejak rapat persiapan, kami berangkatkan," kata Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan RI Sumarjaya dalam Konferensi Pers Tenaga Cadangan Kesehatan dalam jaringan (daring) di Jakarta, Rabu.

Sejak Program Tenaga Cadangan Kesehatan dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin pada 21 Desember 2022, saat itu terkumpul sekitar 5.000 lebih relawan yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan komunitas.

Mereka berasal dari personel TNI-Polri, tenaga medis, dokter, bidan, manajer kebencanaan, apoteker, pemulasaran jenazah, driver ambulans, lembaga swadaya masyarakat (LSM), hingga Pramuka.

Sumarjaya mengatakan pada saat itu Turki mensyaratkan agar relawan yang dikirim merupakan tenaga terlatih sesuai kriteria Tim Manajemen Insiden (Incident Management Team/IMT) Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tipe 2.

Syarat tersebut di antaranya didukung dengan komposisi dokter ahli kebencanaan, perawat, apoteker, logistik tenaga kesehatan, tenaga administrasi, dan driver ambulans yang seluruhnya sudah harus terlatih dan berpengalaman.

Dari kebutuhan itu, terkumpul total 116 Tenaga Cadangan Kesehatan yang diberangkatkan, di antaranya dokter spesialis bedah, orthopedi, anestesiologi, ahli pediatri, spesialis emergensi, kandungan, dan psikiatater.

Baca juga: Menkes beri penghargaan personel tim bantuan kemanusiaan gempa Turki

Dari kalangan tenaga kesehatan yakni dokter umum, perawat kamar bedah, perawat IGD, perawat ICU, psikolog, farmasi, bidan, epidemiolog, ahli gizi dan kesehatan lingkungan, beserta tenaga pendukung kesehatan seperti layanan administrasi, logistik, dan koordinator kesehatan.

Selain Turki, kata Sumarjaya, pihaknya juga mengutus lima dokter spesialis menuju Pakistan pada 2022 untuk membantu menangani dua kasus yang berkaitan dengan masalah kesehatan di negara tersebut.

"Saat itu untuk memperoleh lima dokter spesialis saja butuh waktu seminggu. Karena ada yang mampu secara kapabilitas, tapi tidak didukung kemampuan mobilitas," katanya.

Pengalaman regional yang ditangani pihaknya terjadi saat gempa bumi Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022. Meski saat itu Tenaga Cadangan Kesehatan belum dikukuhkan, tapi Kemenkes memobilisasi tenaga kesehatan dan relawan menuju lokasi kejadian.

Mereka terdiri atas tiga dokter spesialis bedah, satu tim medis dan satu driver ambulans, tiga dokter spesialis bedah ortopedi, dan lima petugas Public Safety Center 119.

Baca juga: Menkes : Tenaga cadangan kesehatan penting saat terjadi musibah
Baca juga: Kemenkes siapkan 5 juta Pramuka jadi tenaga kesehatan cadangan
Baca juga: Menkes minta daerah gandeng pencinta alam perkuat cadangan kesehatan