Bandung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyusun langkah antisipatif menghadapi kemungkinan dampak kekeringan akibat El Nino, salah satunya dengan mengoptimalkan fungsi tangki-tangki air yang dimiliki BPBD, PMI, PDAM dan PU.

"Terkait persediaan air bersih, langkah antisipatif yang dilakukan adalah mengoptimalkan fungsi tangki-tangki air yang dimiliki BPBD, PMI, PDAM dan PU," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar), Dani Ramdan, ketika dihubungi di Bandung, Rabu.

Pihaknya memasok air bersih ke permukiman jika dibutuhkan oleh warga dan membuka "hotline" atau nomor telepon khusus .

"Jadi itu semua sudah kami siapkan. Untuk pengairan sawah, kami akan kembangkan irigasi berkoordinasi dengan pihak terkait dengan mengoptimalkan waduk-waduk yang saat ini kondisinya masih normal," katanya.

Ia mengatakan pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan seluruh kabupaten dan kota, terutama yang rawan terkena dampak.

"Kami sudah koordinasi dengan kabupaten dan kota, terutama yang rawan terkena dampak. Masing-masing daerah sudah menginput data yang harus diantisipasi seperti untuk pengairan sawah dan air bersih," katanya.

Ia menjelaskan wilayah yang biasanya terkena dampak adalah Indramayu, Cirebon, Kuningan, Tasikmalaya dan Ciamis.

Namun sebagian wilayah tersebut saat ini sudah terbantu dengan adanya Waduk Jatigede.

"Biasanya wilayah Indramayu, sebagian Cirebon dan Kuningan yang parah, tetapi saat ini sudah terbantu dengan adanya Waduk Jatigede," katanya.

Menghadapi dampak kekeringan akibat El Nino, BPBD Jawa Barat sedang menyiapkan keputusan tentang status siaga darurat kekeringan, demikian Dani Ramdan.


Baca juga: BPBD: Sejumlah daerah di Jabar mulai dilanda kekeringan

Baca juga: Jabar siapkan Rp500 juta untuk pipanisasi atasi kekeringan di Garut

Baca juga: Kekeringan landa 20 kabupaten/kota di Jabar, sebut BPBD

Baca juga: Tiga kabupaten di Jabar alami kekeringan, Indramayu terparah