"Gua pribadi ga mau jadi medioker yang sama dengan semua orang karyanya bisa mirip ini mirip itu tapi kita harus punya satu identitas, satu ciri khas yang orang tau ini lu doang dan lu gak bakal takut sih (dengan AI) karena siapa yang bisa bikin ini kalau ga gua doang," kata Darbotz saat ditemui di acara konferensi pers kolaborasi Digimaps X Darbotz di Pondok Indah Mall 3, Jakarta Selatan pada Selasa.
Baca juga: Ketua KORIKA: Kami bangun AI sesuai nilai hidup bangsa Indonesia
Dia menambahkan secanggih-canggihnya teknologi AI dalam menghasilkan gambar, tetap butuh sentuhan tangan manusia karena pada dasarnya AI menghasilkan gambar dengan mengumpulkan berbagai referensi karya yang sudah ada sebelumnya menjadi sebuah karya yang baru.
"AI banyak yang generate image-image yang udah ada tapi kan balik lagi yang bikin itu siapa? Yang bikin itu kan adalah manusia ujungnya, AI belum bisa menciptakan dari nol ciri khas AI ini," imbuhnya.
Darbotz mengaku kehadiran teknologi dalam dunia seni dapat membantunya menyelesaikan sebuah karya dengan lebih cepat dan efisien serta dapat dikerjakan di mana saja.
"Kalau yang digital bisa dibawa kemana mana. Sebenarnya dulu saya gambar di kertas saya scan terus saya bikin digital lagi dua step (langkah) kan kalau sekarang udah langsung satu step," ujar Darbotz.
Baca juga: CEO OpenAI beberkan peran ChatGPT dalam perkembangan pendidikan
Namun dia menekankan kehadiran teknologi harus diseimbangkan dengan kemampuan manusia sebagai pencipta karya itu sendiri. Jika dibekali dengan teknologi canggih namun tidak dibarengi dengan kemampuan maka tidak akan tercipta sebuah karya yang bagus.
"Semua teknologi itu membutuhkan human connection kalau kita punya skill (kemampuan) atau mau belajar dengan alat yang bagus maka akan bisa bagus juga. Secanggih apapun teknologi kita harus balance (seimbang) dengan manusianya," kata Darbotz.
Menurutnya saat ini profesi seniman telah mendapatkan pasarnya sendiri di mana para seniman mulai dilirik untuk diajak berkolaborasi dengan pihak swasta maupun pemerintah sehingga dapat mendorong kemajuan pada industri kreatif dalam negeri.
Darbotz berpesan bagi para seniman pemula yang ingin terjun ke dunia seni dan industri kreatif untuk menjalankan hobinya dengan perasaan senang serta tetap konsisten dalam berkarya.
Ditambah saat ini dengan kehadiran media sosial, menurut Darbotz, para seniman dapat lebih mudah mengekspos karyanya ke banyak orang.
Darbotz berkolaborasi dengan retail resmi produk Apple, Digimap dengan menghadirkan cenderamata eksklusif yaitu tas jinjing untuk laptop yang dihiasi dengan visualisasi karya dari Darbotz.
Baca juga: Eross So7 komentari dinamika AI hingga kemungkinan reuni Oasis
Baca juga: Pengamat: Kecerdasan buatan bakal turunkan jumlah cabang perbankan
Baca juga: UE selangkah lagi terapkan regulasi AI