London (ANTARA) - Presiden Joe Biden pada Senin mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sungguh-sungguh soal ancamannya untuk menggunakan senjata nuklir taktis.

Pada Sabtu (17/6), Biden menyebut pengumuman Putin bahwa Rusia telah mengerahkan senjata nuklir taktis pertamanya ke Belarus "sama sekali tidak bertanggung jawab".

"Ketika saya berada di sini sekitar dua tahun lalu mengatakan saya khawatir sungai Colorado mengering, semua orang memandang saya seperti saya gila," kata Biden kepada sekelompok donatur di California pada Senin.

"Mereka menatap saya seperti ketika saya mengatakan saya khawatir Putin menggunakan senjata nuklir taktis. Ancaman itu sungguh-sungguh," ujar dia.

Pekan lalu, Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa negaranya telah mulai menerima pengiriman senjata nuklir taktis Rusia.

Baca juga: Putin sebut Rusia akan kerahkan senjata nuklir taktis di Belarus

Baca juga: Putin sebut Rusia telah kirim senjata nuklir ke Belarus

Dia menyebut beberapa di antara senjata-senjata nuklir itu tiga kali lebih kuat daripada bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasaki pada 1945.

Pengerahan tersebut adalah pengerahan hulu ledak pertama Moskow di luar negaranya sejak jatuhnya Uni Soviet. Hulu ledak itu merupakan senjata nuklir jarak pendek yang berpotensi digunakan di medan perang.

Amerika Serikat mengatakan tidak berniat mengubah pendiriannya pada senjata nuklir strategis sebagai tanggapan atas pengerahan tersebut, dan belum melihat tanda-tanda bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir.

Pada Mei, Rusia menepis kritik Biden atas rencananya untuk menyebarkan senjata nuklir taktis di Belarus, dengan mengatakan bahwa AS telah mengerahkan senjata nuklir semacam itu selama beberapa dekade di Eropa.

Pengerahan Rusia diawasi ketat oleh Amerika Serikat dan sekutunya serta oleh China, yang telah berulang kali memperingatkan terhadap penggunaan senjata nuklir dalam perang di Ukraina.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin: Rusia akan pindahkan senjata nuklir ke Belarus pada Juli

Baca juga: Rusia-Ukraina: Putin ancam perang nuklir, Biden galang dukungan