"Mungkin itu menjadi satu pertanda bagaimana membangun bangsa dan negara itu harus dilakukan bersama-sama, guyub, adem ayem, tanpa kemudian merasa yang satu tidak diperhatikan atau yang satu diperhatikan,” kata Ketua Tim Pemenangan Pemilu PDIP itu.
Dia pun berharap relasi guyub para tokoh bangsa dengan pengalamannya yang telah teruji itu dapat menciptakan harmoni bagi Indonesia. "Saya tentu saja juga berharap situasi adem ayem yang dibangun oleh semua pemimpin yang pernah pernah berjasa kepada bangsa dan negara itu bisa ditujukan kepada rakyat Indonesia, jadi kita yang muda-muda juga ngerasanya ayem," ujar dia. Sebelumnya, Minggu (18/6), Ketua Dewan DPP PDIP Puan Maharani bertemu dengan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Plataran Hutan Kota Gelora Bung Karno, Jakarta, selepas keduanya berolahraga pagi.
"Untuk bangsa dan negara, politik rekonsiliasi semacam ini sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh masyarakat Indonesia," kata AHY saat jumpa pers selepas pertemuan.
Sementara itu, Puan menyampaikan silaturahmi akan terus dilakukan agar tidak ada miskomunikasi antar-dua pihak. "Kami berdua sudah sepakat, ya, Mas AHY. Silaturahmi ini akan terus dilakukan untuk bisa membangun komunikasi sehingga tidak ada miskomunikasi," ujar Puan.
Adapun pada Senin (19/6), Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membagikan momen dia bermimpi menjemput Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri bersama Presiden RI Joko Widodo untuk bersama-sama naik kereta Gajayana dari Stasiun Gambir, Jakarta.
Baca juga: SBY bagikan momen bermimpi jemput Megawati bersama Jokowi
Baca juga: Pengamat: Pertemuan Puan-AHY momentum untuk mengawal proses demokrasi