ASEAN 2023
Maybank sebut transisi industri bakal jadi prospek ASEAN ke depan
20 Juni 2023 13:17 WIB
President & CEO Maybank Group Dato’ Khairussaleh Ramli dalam acara Maybank Invest ASEAN 2023, yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa (20/06/2023). (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Jakarta (ANTARA) - President & CEO Maybank Group Dato’ Khairussaleh Ramli menyebutkan transisi industri akan menjadi prospek ASEAN yang nyata ke depan karena industri merupakan penggerak utama ekonomi di regional.
"Dengan membentuk ulang bisnis, industri akan memberikan implikasi yang luas, pekerjaan baru, ekonomi yang lebih hijau dan jalur transisi yang adil. Semua ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara," ucap Dato' Khairussaleh dalam acara Maybank Invest ASEAN 2023, yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.
Untuk mendukung nasabah dalam transisi menuju nol emisi, Maybank telah menggerakkan 38,8 miliar ringgit Malaysia atau setara dengan Rp125,4 triliun dari pembiayaan berkelanjutan secara kumulatif dari tahun 2021 hingga akhir Maret 2023.
Ia mengungkapkan angka tersebut sedang dalam proses untuk mencapai target pembiayaan berkelanjutan sebesar 80 miliar ringgit Malaysia atau Rp259,5 triliun pada tahun 2025.
ASEAN telah menjadi penerima keuntungan dari berubahnya alur perdagangan dan investasi, serta tumbuhnya rantai suplai akibat ketegangan Amerika Serikat dan China.
Meskipun begitu, Dato' Khairussaleh menuturkan wilayah ini tidak menjadi imun terhadap meningkatnya risiko dari fragmentasi global dan konflik geopolitik, sehingga para pelaku bisnis perlu mempersiapkan diri untuk mengontrol risiko dan merespons peluang dengan cepat, salah satunya dengan transisi industri.
Baca juga: BSI gandeng 4 bank syariah dukung repo pasar uang syariah
Baca juga: Maybank membuka peluang beroperasi di Aceh seiring revisi Qanun LKS
Dalam kesempatan yang sama, Maybank Investment Banking Group CEO Michael Oh-Lau berharap investasi dalam energi terbarukan dan teknologi hijau lainnya bisa terus terakselerasi pada tahun ini dan beberapa tahun ke depan di ASEAN, yang didukung oleh pembiayaan utang berkelanjutan.
Dengan adanya Sustainability-Linked Bond Standards dari ASEAN Capital Market Forum (ACMF), pelaku industri memiliki fleksibilitas yang lebih luas untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan berkelanjutan.
"Kita dapat mengantisipasi lebih banyak penerbitan instrumen sustainability-linked dan transisi, selain dari instrumen hijau, sosial, atau berkelanjutan yang konvensional. Kita berada di titik perubahan dalam perjalanan transisi di ASEAN," ucap Michael.
Baca juga: Unit Usaha Syariah berkontribusi 31 persen terhadap laba Maybank
Baca juga: Maybank siapkan hingga Rp2 triliun guna perkuat IT dan keamanan data
"Dengan membentuk ulang bisnis, industri akan memberikan implikasi yang luas, pekerjaan baru, ekonomi yang lebih hijau dan jalur transisi yang adil. Semua ini untuk menciptakan masyarakat yang lebih setara," ucap Dato' Khairussaleh dalam acara Maybank Invest ASEAN 2023, yang dipantau secara virtual di Jakarta, Selasa.
Untuk mendukung nasabah dalam transisi menuju nol emisi, Maybank telah menggerakkan 38,8 miliar ringgit Malaysia atau setara dengan Rp125,4 triliun dari pembiayaan berkelanjutan secara kumulatif dari tahun 2021 hingga akhir Maret 2023.
Ia mengungkapkan angka tersebut sedang dalam proses untuk mencapai target pembiayaan berkelanjutan sebesar 80 miliar ringgit Malaysia atau Rp259,5 triliun pada tahun 2025.
ASEAN telah menjadi penerima keuntungan dari berubahnya alur perdagangan dan investasi, serta tumbuhnya rantai suplai akibat ketegangan Amerika Serikat dan China.
Meskipun begitu, Dato' Khairussaleh menuturkan wilayah ini tidak menjadi imun terhadap meningkatnya risiko dari fragmentasi global dan konflik geopolitik, sehingga para pelaku bisnis perlu mempersiapkan diri untuk mengontrol risiko dan merespons peluang dengan cepat, salah satunya dengan transisi industri.
Baca juga: BSI gandeng 4 bank syariah dukung repo pasar uang syariah
Baca juga: Maybank membuka peluang beroperasi di Aceh seiring revisi Qanun LKS
Dalam kesempatan yang sama, Maybank Investment Banking Group CEO Michael Oh-Lau berharap investasi dalam energi terbarukan dan teknologi hijau lainnya bisa terus terakselerasi pada tahun ini dan beberapa tahun ke depan di ASEAN, yang didukung oleh pembiayaan utang berkelanjutan.
Dengan adanya Sustainability-Linked Bond Standards dari ASEAN Capital Market Forum (ACMF), pelaku industri memiliki fleksibilitas yang lebih luas untuk berpartisipasi dalam pasar keuangan berkelanjutan.
"Kita dapat mengantisipasi lebih banyak penerbitan instrumen sustainability-linked dan transisi, selain dari instrumen hijau, sosial, atau berkelanjutan yang konvensional. Kita berada di titik perubahan dalam perjalanan transisi di ASEAN," ucap Michael.
Baca juga: Unit Usaha Syariah berkontribusi 31 persen terhadap laba Maybank
Baca juga: Maybank siapkan hingga Rp2 triliun guna perkuat IT dan keamanan data
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023
Tags: