Cilacap (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menyatakan kasus demam berdarah dengue (DBD) di daerah itu mengalami peningkatan.

"Sejak awal Januari 2013 sampai Kamis (21/2) kemarin tercatat sebanyak 136 kasus DBD, satu orang di antaranya meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P4L) Dinkes Kabupaten Cilacap Marwoto di Cilacap, Jumat.

Berdasarkan data Dinkes Cilacap per 22 Januari, tercatat 36 kasus DBD dengan satu korban meninggal dunia.

Dengan demikian, katanya, kasus DBD di Cilacap mengalami peningkatkan signifikan dalam satu bulan terakhir.

Ia mengatakan, wilayah perkotaan seperti Kecamatan Cilacap Selatan, Cilacap Tengah, dan Cilacap Utara masih menjadi daerah endemis penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti itu sehingga paling banyak terjadi kasus DBD.

"Sebenarnya tidak hanya di Cilacap, daerah lain pun banyak terjadi peningkatan kasus DBD," katanya.

Menurut dia, peningkatan itu tidak semata-mata disebabkan faktor cuaca, tetapi juga berkurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

"Masyarakat mungkin sudah lupa dengan PSN yang sempat digerakkan. Barangkali (masyarakat, red.) agak terlena," kata dia.

Disinggung mengenai kemungkinan penyerangan penyakit chikungunya, dia mengatakan, hingga saat ini Dinkes belum menerima laporan penyerangan penyakit yang juga disebarkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Dia mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kemungkinan adanya serangan penyakit chikungunya di Cilacap seperti pernah terjadi pada 2010 dengan jumlah penderita lebih dari 8.000 orang.

"Oleh karena itu, masyarakat perlu menggalakkan kembali kegiatan PSN," katanya.

Menurut dia, PSN merupakan cara yang paling murah dan ampuh dalam pengendalian DBD maupun chikungunya karena dapat membunuh jentik-jentik nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan penyakit tersebut.

(KR-SMT/M029)