London (ANTARA) - Sebuah perjanjian zona perdagangan bebas antara Iran, Rusia dan beberapa negara lainnya yang meliputi kawasan Eurasia mulai perbatasan Eropa timur hingga China barat kemungkinan bakal diberlakukan akhir tahun ini.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexei Overchuk menyatakan hal itu dalam wawancara dengan kantor berita Rusia TASS pada Senin, bahwa pembicaraan antara Uni Ekonomi Eurasia yang beranggotakan Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia, dengan Iran, sudah berada dalam tahap akhir.

"Kami terus maju. Kami sangat mengharapkan perjanjian seperti itu bisa ditandatangani akhir tahun ini," kata Overchuk.

Baik negara-negara di kawasan tersebut maupun Iran menjadi semakin penting di mata Rusia setelah sanksi Barat terkait invasi Moskow di Ukraina membatasi rute perdagangan asing Rusia dan memaksanya mencari pasar di luar Eropa.

Meski hubungan Moskow dan Teheran semakin akrab sejak Rusia menyerang Ukraina pada Februari 2022 sampai melakukan pembelian besar-besaran drone buatan Iran untuk menyerang Ukraina, perdagangan antara Rusia-Iran hanya tumbuh moderat.

Baca juga: Gedung Putih sebut Rusia gunakan drone Iran untuk serang Ukraina

Berdasarkan data pemerintah, volume perdagangan Rusia-Iran tumbuh 20 persen pada 2022 atau dua pertiga dari total tingkat pertumbuhan perdagangan Rusia dengan China yang menjadi mitra utama Moskow lainnya.

Dalam dua tahun belakangan ini Rusia memperluas aliansi politik dan ekonominya dengan China.

Perjanjian regional dengan Iran akan menggantikan dan memperluas pakta sementara yang telah mengurangi bea masuk bagi ratusan kategori barang.

Pada November 2022, Rusia bertransaksi minyak dengan Iran dan pada Maret, Teheran mengaku bergantung pada volume perdagangan minyak dan gas dengan Rusia.

Overchuk juga menyatakan perundingan terus berlanjut di antara negara-negara Uni Ekonomi Eurasia dalam menciptakan pasar gas bersama.

Baca juga: Rusia dan Iran sepakat perdalam kerja sama

Sumber: Reuters