Mahasiswa Unipa dilibatkan BKKBN tekan stunting di Papua Barat
19 Juni 2023 19:49 WIB
Kepala BKKBN Provinsi Papua Barat Philmona Maria Yarollo foto bersama mahasiswa usai memberikan materi tentang penanganan stunting saat melaksanakan KKN di Manokwari, Senin (19/6/2023). (FOTO ANTARA/Fransiskus Salu Weking)
Manokwari, Papua Barat (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Papua Barat melibatkan mahasiswa Universitas Papua (Unipa) dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting atau gagal tumbuh balita akibat kekurangan gizi di provinsi itu.
Kepala BKKBN Papua Barat Philmona Maria Yarollo di Manokwari, Senin, mengatakan BKKBN telah bekerja sama dengan Unipa melalui program mahasiswa peduli stunting, khususnya 347 mahasiswa yang akan melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
"Kita sudah kerja sama dengan Unipa lewat program mahasiswa penting (mahasiswa peduli stunting)," katanya.
Ia menilai pelibatan mahasiswa sangat efektif karena langsung berinteraksi dengan masyarakat yang berada di wilayah perkampungan sesuai lokasi KKN.
Oleh sebabnya, sebelum mahasiswa melaksanakan KKN terlebih dahulu BKKBN memberikan edukasi dan sosialisasi tentang penyebab stunting dan upaya yang perlu dilakukan dalam program percepatan penurunan stunting.
"Makanya hari ini kita berikan sosialisasi ke mahasiswa yang mau KKN, supaya mereka bisa paham dengan baik," katanya.
Ia berharap keterlibatan ratusan mahasiswa memberikan dampak signifikan terhadap upaya penanganan stunting yang menjadi prioritas pemerintah daerah saat ini.
Selain itu, mahasiswa juga lebih memahami faktor lain penyebab stunting seperti pernikahan pada usia dini dan lainnya.
Dirinya juga mengharapkan upaya penanganan prevalensi stunting dan kemiskinan eksrim dapat menjadi topik bagi mahasiswa dalam penulisan skripsi.
"Kita juga berikan pemahaman ke mahasiswa soal pendewasaan usian pernikahan supaya potensi balita stunting kita bisa atasi," katanya.
BKKBN, kata dia, mengapresiasi kesediaan Unipa untuk mengimplementasikan program kerja sama mahasiswa peduli stunting.
Ke depannya, pembekalan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN kembali dilanjutkan dengan perguruan tinggi lainnya di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
"Kita sudah teken kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tapi implementasi mahasiswa KKN baru dimulai dari Unipa," katanya.
Pihaknya memberikan kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk mempelajari materi penanganan masalah stunting yang dapat diperoleh melalui aplikasi Sistem Belajar Mandiri (SiBima).
Mahasiswa juga dapat melakukan evaluasi terhadap seluruh strategi penanganan stunting yang telah diterapkan, apabila dinyatakan lulus maka akan menerima sertifikat.
"Kita sudah perkenalkan ke mereka soal aplikasi SiBima. Mereka download dan belajar sendiri, nanti dievaluasi," demikian Philmona Yarollo.
Baca juga: Unhas-Universitas Papua latih pengolahan sagu warga distrik Manokwari
Baca juga: Papua Barat bentuk satgas intervensi kemiskinan ekstrem dan stunting
Baca juga: UNIPA gelar lomba MTQ tingkat Perguruan Tinggi
Baca juga: Dinkes Papua Barat revitalisasi 1.052 Posyandu untuk tangani stunting
Kepala BKKBN Papua Barat Philmona Maria Yarollo di Manokwari, Senin, mengatakan BKKBN telah bekerja sama dengan Unipa melalui program mahasiswa peduli stunting, khususnya 347 mahasiswa yang akan melaksanakan kuliah kerja nyata (KKN).
"Kita sudah kerja sama dengan Unipa lewat program mahasiswa penting (mahasiswa peduli stunting)," katanya.
Ia menilai pelibatan mahasiswa sangat efektif karena langsung berinteraksi dengan masyarakat yang berada di wilayah perkampungan sesuai lokasi KKN.
Oleh sebabnya, sebelum mahasiswa melaksanakan KKN terlebih dahulu BKKBN memberikan edukasi dan sosialisasi tentang penyebab stunting dan upaya yang perlu dilakukan dalam program percepatan penurunan stunting.
"Makanya hari ini kita berikan sosialisasi ke mahasiswa yang mau KKN, supaya mereka bisa paham dengan baik," katanya.
Ia berharap keterlibatan ratusan mahasiswa memberikan dampak signifikan terhadap upaya penanganan stunting yang menjadi prioritas pemerintah daerah saat ini.
Selain itu, mahasiswa juga lebih memahami faktor lain penyebab stunting seperti pernikahan pada usia dini dan lainnya.
Dirinya juga mengharapkan upaya penanganan prevalensi stunting dan kemiskinan eksrim dapat menjadi topik bagi mahasiswa dalam penulisan skripsi.
"Kita juga berikan pemahaman ke mahasiswa soal pendewasaan usian pernikahan supaya potensi balita stunting kita bisa atasi," katanya.
BKKBN, kata dia, mengapresiasi kesediaan Unipa untuk mengimplementasikan program kerja sama mahasiswa peduli stunting.
Ke depannya, pembekalan bagi mahasiswa yang akan melaksanakan KKN kembali dilanjutkan dengan perguruan tinggi lainnya di Papua Barat dan Papua Barat Daya.
"Kita sudah teken kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, tapi implementasi mahasiswa KKN baru dimulai dari Unipa," katanya.
Pihaknya memberikan kesempatan bagi setiap mahasiswa untuk mempelajari materi penanganan masalah stunting yang dapat diperoleh melalui aplikasi Sistem Belajar Mandiri (SiBima).
Mahasiswa juga dapat melakukan evaluasi terhadap seluruh strategi penanganan stunting yang telah diterapkan, apabila dinyatakan lulus maka akan menerima sertifikat.
"Kita sudah perkenalkan ke mereka soal aplikasi SiBima. Mereka download dan belajar sendiri, nanti dievaluasi," demikian Philmona Yarollo.
Baca juga: Unhas-Universitas Papua latih pengolahan sagu warga distrik Manokwari
Baca juga: Papua Barat bentuk satgas intervensi kemiskinan ekstrem dan stunting
Baca juga: UNIPA gelar lomba MTQ tingkat Perguruan Tinggi
Baca juga: Dinkes Papua Barat revitalisasi 1.052 Posyandu untuk tangani stunting
Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023
Tags: