Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini membawa pengusaha skala nasional untuk memberikan pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat Nusa Tenggara Timur.

"Saat saya kunjungan sebelumnya, saya sangat prihatin bahwa banyak anak-anak muda di NTT yang belum dapat pekerjaan. Nah dari situ muncul ide pelatihan," ujar Mensos dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Mensos mengaku mendapat tawaran dari mitra dan dunia usaha seperti Dailybox, PT Mitra Pinasthika Mustika dan Sampoerna Enterpreneurship Trainning Center (SETC) untuk bekerja sama memberikan pelatihan kepada masyarakat NTT.

"Akhirnya kita sepakatkan kita akan mulai pelatihan pada hari ini," ujarnya.

Menurutnya, pelibatan swasta adalah bentuk komitmen Kementerian Sosial untuk menyuguhkan training berkualitas bagi penerima manfaat.

Pelatihan pun digelar sebagai bagian dari Roadshow Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) dan dilaksanakan di Sentra Efata Kupang, Jalan Timor Raya KM 36, Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT.

Sebanyak 500 peserta hadir secara luring di lokasi acara, dan sejumlah peserta secara daring dari seluruh Indonesia.

Peserta yang hadir langsung adalah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, baik yang belum dan yang sudah memiliki usaha, Penerima Manfaat (PM) Residensial Sentra Efata Kupang, pelajar SMK di Kota Kupang, serta PM lain yang berasal dari Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Selain itu, terdapat juga peserta yang berasal dari Kabupaten Timor Tengah Utara, Kabupaten Belu (KPM PENA Berdikari), dan Kabupaten Biak Numfor di Papua.

Mensos mengatakan keterlibatan KPM PKH merupakan upaya mendorong kemandirian hingga terlepas dari bantuan sosial atau sering disebut graduasi. Salah satunya melalui bantuan modal usaha dari Program PENA. Hingga saat ini, sebanyak 2.707 KPM sudah berhasil digraduasi.

"Sudah banyak (KPM) program PENA yang minta graduasi kepada pendamping. Sebanyak 42 orang minta graduasi di NTT, keluar dari penerima bansos. Artinya bisa mandiri," tuturnya.

Adapun pelatihan akan digelar selama dua hari tanggal 17-18 Juni 2023. Berbagai pelatihan yang disediakan adalah perbengkelan yang diikuti oleh 25 orang, menjahit untuk pemula 25 orang, menjahit mahir 25 orang, sablon 25 orang, budidaya dan pengolahan kelor 25-75 orang, usaha warung kelontong/sembako 50-100 peserta, dan tata boga 200 orang.

Baca juga: Menteri Sosial bantu bangun 100 unit rumah tahan bencana di Malaka
Baca juga: Mensos targetkan kemiskinan ekstrem tuntas pada 2024