Franz Magnis Suseno: Sambut tahun politik, Pancasila tidak boleh ditawar-tawar
17 Juni 2023 17:57 WIB
Pemuka agama Katolik Franz Magnis Suseno (kedua dari kanan) saat menyampaikan sambutannya di Seminar Nasional yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang dengan tema "Pancasila, Demokrasi dan Moderasi Beragama", di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu.
Kupang (ANTARA) — Pemuka agama Katolik Franz Magnis Suseno menyampaikan, di tahun politik, Pancasila tidak boleh ditawar-tawar.
"Pancasila itu pemersatu, maka tidak boleh ditawar lagi. Wakil rakyat bertanggung jawab penuh terhadap rakyat. Keagamaan yang moderat perlu terus kita dorong. Sebagai umat, kita harus terus membangun hubungan positif/saling percaya dengan agama-agama lainnya," jelasnya saat menyampaikan sambutannya di Seminar Nasional yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang dengan tema "Pancasila, Demokrasi dan Moderasi Beragama", di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu.
Dalam paparannya, Franz Magnis-Suseno menyatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dan komunikasi positif antar agama merupakan kunci keberhasilan Indonesia tetap bersatu walaupun sudah banyak konflik yang terjadi.
"Orang Indonesia bangga bahwa ia orang Indonesia dan sekaligus bangga dia adalah Muslim, Katolik, atau Jawa, Bugis, Manggarai. Itulah keberagaman Indonesia," sebutnya.
Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber antara lain Franz Magnis Suseno, Florens Maxi Un Bria, Fransiskus Bustan, Aloysius Liliweri, dengan moderator Nobertus Jegalus, serta dihadiri oleh para mahasiswa dan rohaniwan, dan juga berasal dari luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Australia, dan Meksiko. Acara pun diadakan secara hybrid dan diikuti oleh kurang lebih 150 peserta luring dan 90 peserta daring.
"Pancasila itu pemersatu, maka tidak boleh ditawar lagi. Wakil rakyat bertanggung jawab penuh terhadap rakyat. Keagamaan yang moderat perlu terus kita dorong. Sebagai umat, kita harus terus membangun hubungan positif/saling percaya dengan agama-agama lainnya," jelasnya saat menyampaikan sambutannya di Seminar Nasional yang diadakan oleh Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Keuskupan Agung Kupang dengan tema "Pancasila, Demokrasi dan Moderasi Beragama", di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu.
Dalam paparannya, Franz Magnis-Suseno menyatakan bahwa masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk dan komunikasi positif antar agama merupakan kunci keberhasilan Indonesia tetap bersatu walaupun sudah banyak konflik yang terjadi.
"Orang Indonesia bangga bahwa ia orang Indonesia dan sekaligus bangga dia adalah Muslim, Katolik, atau Jawa, Bugis, Manggarai. Itulah keberagaman Indonesia," sebutnya.
Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber antara lain Franz Magnis Suseno, Florens Maxi Un Bria, Fransiskus Bustan, Aloysius Liliweri, dengan moderator Nobertus Jegalus, serta dihadiri oleh para mahasiswa dan rohaniwan, dan juga berasal dari luar negeri, seperti dari Amerika Serikat, Australia, dan Meksiko. Acara pun diadakan secara hybrid dan diikuti oleh kurang lebih 150 peserta luring dan 90 peserta daring.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023
Tags: