Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengembalikan nama sekolah tempat dimana ayah Presiden Ri pertama Soekarno atau Bung Karno mengajar dari Sekolah Dasar Negeri (SDN) Alun-alun Contong kembali menjadi SDN Sulung Surabaya.

"Ayah dari Presiden Soekarno itu mengajar di SD Sulung, sehingga menjadi garis lurus antara Peneleh (rumah lahir Soekarno) sampai SD Sulung ini. Namun tiba-tiba (diubah) menjadi SDN Alun-alun Contong, sejarahnya hilang. Ini yang akhirnya harus kami kembalikan lagi namanya," kata Wali Kota Eri saat peresmian nama SDN Sulung di Surabaya, Sabtu.

Menurut Eri, pengembalian nama sekolah yang terletak di Jalan Sulung Sekolahan No 1/87, Kecamatan Bubutan Surabaya tersebut, tidak lepas dari peristiwa sejarah di belakangnya.

Kegiatan tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama sejumlah Wakil Ketua dan Anggota DPRD Surabaya. Sejumlah tokoh pemerhati sejarah, akademisi hingga komunitas Begandring Soerabaia juga tak luput hadir dalam acara peresmian tersebut.

Wali Kota Eri mengatakan, latar belakang pengembalian nama SDN Sulung tersebut, sebagai upaya untuk mengingat kembali sejarah bangsa. Hal tersebut berdasarkan dari data penelusuran sejarah komunitas Begandring Soerabaia dimana ayah Presiden Soekarno (Bung Karno), dahulu pernah mengajar di SD tersebut.

Baca juga: Untag Surabaya pamerkan 28 lukisan peringati Bulan Bung Karno
Baca juga: Rumah lahir Bung Karno jadi tujuan wisata sejarah baru di Surabaya


Ia menyampaikan, bahwa sebuah bangsa atau kota ini tidak akan bisa menjadi besar kalau tidak mengingat sejarah. Terlebih, Kota Surabaya telah melahirkan banyak tokoh-tokoh pejuang dan pahlawan yang membela bangsa.

"Di Kota Surabaya ini lahir Bung Karno. Ayahnya bagaimana berjuang untuk pendidikan mengajar di SD Sulung. Guru politiknya (Bung Karno) yang luar biasa menjadi tokoh nasional, HOS Tjokroaminoto juga di Surabaya," kata Cak Eri panggilan akrabnya.

Untuk itu, Cak Eri mengajak, seluruh elemen masyarakat, khususnya para pelajar Surabaya agar dapat meneruskan api perjuangan para Pahlawan. Sebagai Kota Pahlawan, maka sudah seharusnya warga Surabaya juga memiliki jiwa-jiwa kepahlawanan.

"Karena itulah sejak dini, saya meminta kepada Dinas Pendidikan, baik PAUD, SD-SMP, bahkan nanti SMA kita minta izin, untuk memberikan pelajaran terkait sejarah kebangsaan," ucapnya.

Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak lupa dengan sejarahnya. Maka dari itu, melalui Sekolah Kebangsaan tersebut, Wali Kota Eri berharap para pelajar Surabaya tidak melupakan sejarah perjuangan para Pahlawan.

"Bagaimana perjuangan Soekarno itu bisa merebut kemerdekaan. Dan salah satu perjuangan itu dimulai ketika Soekarno lahir. Ayahandanya itu adalah guru di SD Sulung, sehingga di sinilah dimulai api perjuangan Bung Karno," katanya.

Pada kesempatan itu, Cak Eri juga sempat mengajar Sekolah Kebangsaan di SDN Sulung. Peserta sekolah kebangsaan ini diikuti pelajar dari jenjang SD hingga SMP di Kota Surabaya. Dalam momen itu, ia mengajak anak-anak untuk dapat meneladani jiwa-jiwa kepahlawanan Bung Karno.

Baca juga: Sekolah kebangsaan di Surabaya digelar bertahap hingga akhir Juni
Baca juga: Pemkot Surabaya gandeng pakar sejarah ungkap kota kelahiran Bung Karno
Baca juga: Pemkot Surabaya revitalisasi rumah kelahiran Bung Karno jadi museum