Vivien menuturkan angka capaian itu sudah melewati setengah dari target pengurangan sampah nasional yang mencapai 30 persen pada 2025.
KLHK telah mencanangkan program bertajuk Indonesia Bersih 2025 yang berlandaskan Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Melalui program itu, KLHK menargetkan Indonesia dapat menangani 70 persen sampah dan mengurangi 30 persen sisanya melalui strategi dari hulu ke hilir.
"Semoga cita-cita kita bisa tercapai dan kita bisa terus semangat mengkampanyekan beat plastic pollution untuk menciptakan solusi polusi plastik," ujarnya.
Lebih lanjut Vivien mengatakan bahwa pemerintah terus berupaya menumbuhkan kesadaran setiap rumah tangga untuk mengatasi sampah secara mandiri.
Baca juga: KLHK: Timbulan sampah plastik di laut turun beberapa tahun terakhir
Sampah-sampah yang dihasilkan dari rumah tangga dapat ditangani melalui pengomposan dan budidaya magot untuk sampah organik, serta pemilahan dan pembuatan kerajinan tangan untuk sampah-sampah anorganik yang sulit terurai secara alami.
Pada level produsen, pemerintah mewajibkan perusahaan untuk melakukan desain ulang kemasan produk agar mudah didaur ulang dan menarik kembali sampah-sampah anorganik produk mereka di masyarakat.
Selanjutnya sektor hilir dilakukan dengan memanfaatkan teknologi agar sampah yang menumpuk di tempat pemrosesan akhir bisa berkurang.
Salah satu teknologi yang dipakai adalah menyulap sampah yang mudah terbakar dan memiliki nilai kalori tinggi, seperti plastik, kertas, kain, kulit maupun karet menjadi produk refuse derived fuel atau RDF sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik dan pabrik semen.
Baca juga: Produsen dukung gerakan pengurangan timbulan sampah