Khofifah optimis platform Socio Forest" tingkatkan produktivitas kopi
16 Juni 2023 21:04 WIB
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memetik kopi di Kampung Kopi Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Jumat (16/6/2023) ANTARA/HO.
Bondowoso (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis peluncuran platform kemitraan sosial Socio Forest dapat meningkatkan produktivitas kopi dan keberlanjutan pengembangan agroforestri secara efektif dan efisien untuk memperkuat ketahanan pangan.
"Dengan adanya platform ini, saya optimis dapat memfasilitasi penguatan kelembagaan KPS dan UMKM untuk mendukung percepatan pengembangan usaha perhutanan sosial," katanya saat menghadiri peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest bersama Perum Perhutani, Kementerian BUMN, dan KLHK di Kampung Kopi Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa platform Socio Forest merupakan aplikasi yang berfungsi untuk memantau cara kerja, sekaligus meningkatkan komunikasi antara petani kopi, pendamping serta Perhutani selaku pengelola lahan.
Baca juga: Gubernur Jatim resmikan kawasan agroforestri kopi Lereng Gunung Arjuno
Menurut dia, aplikasi ini multi-manfaat dan meluaskan jangkauan penyedia permodalan dengan petani, mengetahui data petani kopi, ketersediaan lahan, riwayat budi daya serta update progres budi daya yang sudah dan belum dikerjakan.
Khofifah menjelaskan, socio forest merupakan platform digital kemitraan sosial dari 88 Proyek Strategis Kementerian BUMN.
Platform ini, kata dia, dikembangkan dengan strategic delivery unit (SDU) dalam meningkatkan produktivitas agroforestri, optimalisasi lahan hutan serta penyelarasan kepentingan para pihak dalam upaya transparansi model bisnis kerja sama sosial.
"Platform ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi dalam melaksanakan pemantauan, kerja sama, dan budi daya," ujar dia.
Platform kemitraan sosial ini, lanjut dia, dari berbagai pihak yang terdiri dari Perhutani selaku pengelola kawasan hutan, petani hutan selaku penggarap, instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan selaku pendamping, pengepul, atau pembeli hasil produksi selaku off taker, penyedia sarana produksi pertanian serta penyedia permodalan.
"Dengan demikian, akan mudah mengakses informasi ketersediaan lahan yang dapat dikerjasamakan maupun yang sedang dikerjakan. Riwayat budi daya serta update progress budi daya yang dikerjakan serta memudahkan komunikasi antara petani, pendamping dan Perhutani," kata Khofifah.
Baca juga: AEKI: ASEAN bisa jadi alternatif tujuan ekspor kopi Sumut
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong mengatakan, aplikasi ini membangun ekosistem bersama untuk mendukung pilot project bagi masyarakat pengelola hutan sosial di kawasan Perhutani.
"Tugas kami bersama-sama untuk mengelola komoditas pangan dan di kawasan ini memang 'Republik Kopi' miliknya Bondowoso, khususnya agar dioptimalkan komoditas kopi tersebut," katanya.
Hadir juga dalam peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest, antara lain Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, Wamen KLHK Alue Dohong, Dirut Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, Bupati Bondowoso Salwa Arifin beserta seluruh jajaran PTPN dan Forkopimda Kabupaten Bondowoso.
"Dengan adanya platform ini, saya optimis dapat memfasilitasi penguatan kelembagaan KPS dan UMKM untuk mendukung percepatan pengembangan usaha perhutanan sosial," katanya saat menghadiri peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest bersama Perum Perhutani, Kementerian BUMN, dan KLHK di Kampung Kopi Kluncing, Desa Sukorejo, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Jumat.
Gubernur Khofifah menjelaskan bahwa platform Socio Forest merupakan aplikasi yang berfungsi untuk memantau cara kerja, sekaligus meningkatkan komunikasi antara petani kopi, pendamping serta Perhutani selaku pengelola lahan.
Baca juga: Gubernur Jatim resmikan kawasan agroforestri kopi Lereng Gunung Arjuno
Menurut dia, aplikasi ini multi-manfaat dan meluaskan jangkauan penyedia permodalan dengan petani, mengetahui data petani kopi, ketersediaan lahan, riwayat budi daya serta update progres budi daya yang sudah dan belum dikerjakan.
Khofifah menjelaskan, socio forest merupakan platform digital kemitraan sosial dari 88 Proyek Strategis Kementerian BUMN.
Platform ini, kata dia, dikembangkan dengan strategic delivery unit (SDU) dalam meningkatkan produktivitas agroforestri, optimalisasi lahan hutan serta penyelarasan kepentingan para pihak dalam upaya transparansi model bisnis kerja sama sosial.
"Platform ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi dalam melaksanakan pemantauan, kerja sama, dan budi daya," ujar dia.
Platform kemitraan sosial ini, lanjut dia, dari berbagai pihak yang terdiri dari Perhutani selaku pengelola kawasan hutan, petani hutan selaku penggarap, instansi pemerintahan dan lembaga pendidikan selaku pendamping, pengepul, atau pembeli hasil produksi selaku off taker, penyedia sarana produksi pertanian serta penyedia permodalan.
"Dengan demikian, akan mudah mengakses informasi ketersediaan lahan yang dapat dikerjasamakan maupun yang sedang dikerjakan. Riwayat budi daya serta update progress budi daya yang dikerjakan serta memudahkan komunikasi antara petani, pendamping dan Perhutani," kata Khofifah.
Baca juga: AEKI: ASEAN bisa jadi alternatif tujuan ekspor kopi Sumut
Sementara itu, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong mengatakan, aplikasi ini membangun ekosistem bersama untuk mendukung pilot project bagi masyarakat pengelola hutan sosial di kawasan Perhutani.
"Tugas kami bersama-sama untuk mengelola komoditas pangan dan di kawasan ini memang 'Republik Kopi' miliknya Bondowoso, khususnya agar dioptimalkan komoditas kopi tersebut," katanya.
Hadir juga dalam peluncuran Platform Kemitraan Sosial Socio Forest, antara lain Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury, Wamen KLHK Alue Dohong, Dirut Perum Perhutani Wahyu Kuncoro, Bupati Bondowoso Salwa Arifin beserta seluruh jajaran PTPN dan Forkopimda Kabupaten Bondowoso.
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023
Tags: